Cinta dan Manipulasi: 23 Tahun dalam Bayang-Bayang Pasangan Narsistik

23 tahun dalam bayang narsisitik NPD

Pernahkah kalian membayangkan, bagaimana gelapnya dunia saat seseorang terjebak selama puluhan tahun bersama pasangan yang memiliki gangguan kepribadian narsistik atau #Narcissistic Personality Disorder (NPD)? 

Hidup bersama pasangan NPD terasa seperti sedang berada dalam sebuah drama tragedi yang tak berujung. Pahit, sesak dan menyedihkan. 

Menjalani hari-hari bersama NPD, kita mungkin akan merasa muak dengan sikapnya yang selalu merasa diri paling hebat, paling pintar, dan paling benar. NPD bahkan nggak segan memanipulasi korbannya demi mendapatkan pujian dan pengakuan dari orang lain. 

Ironis, walau banyak yang terjebak dalam hubungan toxic bersama NPD, sedikit sekali yang berani dan berhasil keluar dari mimpi buruk itu. 

#KartikaSoeminarStory : 23 Tahun dalam Bayang-Bayang Si NPD 

NPD Kisah penyintas

Keprihatinan inilah yang membuat Kartika Soeminar, seorang NPD abuse survivor tergerak untuk mulai melakukan edukasi mengenai NPD, bekerjasama dengan Cognito Communication Counsellor dan Kumpulan Emak Blogger (KEB). Edukasi ini digelar marathon di sejumlah kota, yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Yogya, dan kini di Solo. Berikutnya akan menyusul di kota lain yaitu Surabaya dan Bali. 

Minggu, 28 Juli 2024, menjadi salah satu hari yang mengesankan buat saya. Hari itu, bersama 10 rekan dari KEB dan sejumlah rekan media, saya menghadiri #KEBIntimate Series with Kartika Soeminar bertajuk #BrokenButUnbroken di Hotel Aston Solo. 

KEB Intimate

Meski bukan event KEB Intimate pertama yang saya hadiri, namun jelas, ini adalah salah satu gelaran KEB Intimate yang paling istimewa. Hari itu, untuk kedua kalinya saya bertemu dengan Kartika Soeminar, yang berhasil bangkit dan kini tengah giat mengedukasi khalayak tentang NPD. 

Tampil cantik dalam balutan dress hitam, Kartika terlihat sebagai pribadi yang cerdas dan percaya diri, sepintas lalu saya yakin tidak banyak yang menyangka bahwa perempuan berusia 47 tahun ini pernah melalui keterpurukan luar biasa lantaran puluhan tahun mengalami kekerasan verbal dan emosional dari pasangan NPD. 

Kartika menjalani 23 tahun pernikahan bersama pasangan, yang belakangan diketahui merupakan seorang dengan gangguan kepribadian narsistik. Hubungan yang semula terasa manis, lama-kelamaan berubah jadi mimpi buruk yang tak berujung. Sampai akhirnya Kartika tersadar, bahwa ia telah terjebak dalam siklus manipulasi, kontrol, dan pelecehan emosional yang membuatnya kehilangan jati diri. 

“Luka itu masih ada, saya tidak bisa mengingkarinya. Tapi saya tidak ingin terus terpuruk, saya memilih bangkit dan membantu lebih banyak orang yang mungkin mengalami apa yang pernah saya lalui dulu. Karena saya percaya, kita semua berhak bahagia,” katanya. 

Kartika Soeminar
foto : cognito

Seorang NPD, lanjut Kartika, seringkali tampil sangat kharismatik, bermulut manis dan terlihat cerdas. Itu sebabnya, sulit bagi awam seperti kita untuk mengenali seorang NPD. “Tampak luarnya memang sangat baik, tapi bagi orang-orang terdekatnya, perlakuan NPD bisa bikin trauma mendalam,” lanjut Kartika lagi. 

Lalu, bagaimana kisah Kartika yang terjebak selama 23 tahun dalam hubungan bersama pasangan NPD? 

Teknik Manipulasi dalam Hubungan Narsistik 

Yuk kenali ciri-ciri dan teknik manipulasi yang sering digunakan oleh pasangan narsistik, berikut ini: 

1. Love Bombing 

Love bombing adalah teknik manipulasi yang dilakukan seseorang untuk membuat pasangannya merasa sangat dicintai dan diperhatikan. Hal ini kerap dilakukan NPD untuk memanipulasi calon supplier-nya. FYI, korban NPD bisa juga disebut supplier, karena dijadikan objek oleh NPD untuk memenuhi kebutuhannya terhadap pujian dan pelayanan. 

Di awal hubungan, Kartika mengaku dibanjiri cinta, perhatian dan hadiah. Perlakuan yang romantis, dan sikap memanjakan yang dilakukan mantan pasangannya itu, membuat Kartika luluh dan merasa sangat dicintai. Kartika merasa seolah telah menemukan cinta sejati, dan hal ini membuatnya lebih mudah mengabaikan tanda-tanda bahaya yang muncul. 

2. Devaluation 

Selepas fase love bombing, si NPD biasanya akan mulai merendahkan, meremehkan korban, mengkritik, dan menghilangkan pujian yang sebelumnya diberikan. Hal ini dilakukan untuk untuk merusak harga diri korban. 

3. Gaslighting 

Seorang NPD lihai melakukan gaslighting. Mereka sering memutar balikkan kenyataan untuk membuat orang lain meragukan ingatan dan persepsinya sendiri. Teknik manipulasi ini biasanya dilakukan NPD ketika dia ingin menyangkal sesuatu yang jelas-jelas telah dia katakan atau lakukan, atau ketika dia mengubah narasi untuk membuat korban merasa bersalah atau bingung. 

Si NPD memang sengaja melakukan gaslighting untuk membuat lawan bicaranya bingung dan meragukan pikiran mereka, dan pada gilirannya juga akan melemahkan percaya diri korban. 

4. Blame Shifting 

Saat berada di situasi yang tidak menguntungkannya, NPD cenderung memutarbalikkan situasi sehingga korban merasa bersalah atas masalah yang terjadi. Mereka mungkin bakal dengan enteng mengatakan bahwa korban terlalu sensitif atau tidak memahami dia, padahal sebenarnya si NPD lah yang bersalah. 

5. Projection 

Teknik manipulasi dengan menuduh korban melakukan hal-hal yang sebenarnya dilakukan oleh si NPD sendiri. Misalnya, seorang narsistik yang tidak setia, akan sangat mungkin dia malah menuduh pasangannya berselingkuh. Parahnya, si NPD bisa mempersoalkan ini dalam jangka waktu yang cukup lama. Tujuannya tentu saja, untuk mengalihkan perhatian korban, agar tidak mencurigai perilakunya, sekaligus membuat korban meragukan diri sendiri. 

6. Future Faking 

Untuk mengikat korban, si NPD nggak segan untuk menebar janji-janji manis soal masa depan yang yang indah dan penuh kebahagiaan. Menumbuhkan harapan besar korban, tanpa sedikit pun berniat mewujudkannya. 

7. Smear Campaign 

Disebut juga kampanye fitnah, merupakan strategi manipulatif yang sering digunakan oleh si NPD untuk merusak reputasi, menghancurkan karakter, dan menyingkirkan korban mereka dari lingkungan sosial atau profesional. Hal ini dilakukan dengan menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan tentang korban kepada orang lain. Biasanya diikuti dengan sikap playing victim untuk mendapatkan simpati dari orang lain supaya dia punya sekutu untuk menjatuhkan citra sosial korbannya. 

“Ini yang terjadi di akhir hubungan saya. Ada skenario palsu yang tersebar dan secara tak langsung membunuh karakter dan menjatuhkan mental saya. Saya sampai di titik terendah dalam hidup sampai nggak tahu harus berbuat apa lagi,” cerita Kartika. Saya perhatikan ada air menggenang di sudut matanya, rupanya luka hati itu begitu dalam dan mungkin masih membutuhkan waktu untuk sembuh. 

Apa Penyebab NPD? 

Sebelum mengetahui penyebab seseorang mengidap NPD, perlu kita pahami dulu apa itu NPD. 

Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah jenis gangguan kepribadian yang ditandai oleh pola perilaku yang terdiri dari perasaan grandiositas yaitu pandangan berlebihan dirinya sendiri, menganggap diri lebih istimewa dan lebih penting dari orang lain. Orang dengan gangguan kepribadian ini juga punya kebutuhan akan pujian berlebihan, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Individu NPD seringkali tidak realistis menilai dirinya sendiri dan menuntut pengakuan serta perhatian terus-menerus dari orang lain. 

Lantas apa penyebab NPD?

Menurut psikolog senior RS St.Elisabeth Semarang, Dra. Probowatie Tjondronegoro, M. Si. dalam kesempatan tersebut, NPD tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Karena itu, sulit mengetahui penyebab pasti dari NPD. 

psikolog RS St.Elisabeth Semarang, Probowatie

Pun begitu, ada beberapa hal yang ditengarai bisa menjadi penyebab NPD, yaitu : 

  • Genetika atau keturunan 

Ada beberapa sumber penelitian yang menyebutkan bahwa NPD bisa memiliki komponen genetika. Artinya seseorang mungkin lebih rentan mengembangkan NPD jika ada riwayat keluarga dengan gangguan kepribadian. Meski begitu, menurut Bu Probo, faktor ini tidak cukup kuat untuk membuat seseorang memiliki kecenderungan NPD.
 

  • Pola Asuh 

Dikatakan Bu Probo, pola asuh dan lingkungan tumbuh memberi pengaruh lebih besar pada NPD. Pola asuh yang terlalu ekstrem, seperti terlalu banyak memuji atau sebaliknya tidak pernah memuji dan terlalu sering merendahkan, akan memupuk rasa insecure pada anak. Dan pada gilirannya bisa membuat seseorang menjadi NPD saat dewasa. “Karena pada dasarnya NPD itu adalah pribadi yang insecure sehingga mereka cenderung menuntut pengakuan dan pujian berlebihan,” sebut Bu Probo. 

Keluar dari Jerat Narsistik : Strategi Pemulihan dan Menghadapi NPD 

Kembali ke kisah Kartika. Setelah 23 tahun hidup dalam bayang-bayang narsistik, ia akhirnya berhasil mengumpulkan kekuatan untuk #BreakTheSilence, dan keluar dari jerat narsistik. 

Menurut Kartika, proses itu tidak mudah dan melalui jalan panjang berliku, namun dengan dukungan keluarga, sahabat dan kekuatan dari putri tercinta, ia memantapkan hati untuk berpisah dan menata hidupnya kembali. 

“Saya percaya, saya berhak bahagia.” 

menghadapi NPD

Meski berhasil keluar dari hubungan itu, Kartika tetap butuh waktu untuk menyembuhkan luka batinnya. Apa saja yang ia lakukan untuk pulih? 

  • Journaling / Menulis 
Psikolog Bu Probowatie mengatakan, bahwa journaling adalah salah satu cara yang efektif untuk terapi pemulihan luka batin. “Salah satu yang bisa dicoba adalah terapi kertas. Caranya, ambil secarik kertas, lalu tulis atau gambarkan luapan isi hati dan emosi kita. Kalau sudah robek dan buang kertas itu. Rasanya nanti lebih lega,” kata Bu Probo. 

Terapi ini juga diterapkan oleh Kartika untuk menyembuhkan traumanya. Kumpulan curahan hatinya itu malah kini dibuat buku yang rencananya akan rilis Oktober 2024 mendatang. Kalau kalian ingin tahu lebih detail mengenai #NPDSurvivor dan #NPDAwareness, boleh lho ikutan antre buat pre-sale bukunya mulai September.
 
  • Afirmasi Positif 
Ingatlah untuk selalu menyayangi diri sendiri dan berikan stimulus positif untuk diri sendiri setiap hari. Katakan bahwa, “Saya semakin kuat, saya bisa menghadapi semuanya.”
 
  • Ubah Duka Jadi Karya 
Intinya, jadi lebih produktif. Duka tidak akan sembuh jika terus menerus diratapi. Sebaliknya mengubah duka menjadi karya akan membantu kita lebih cepat bangkit dari kesedihan. Hal itu pula lah yang dilakukan Kartika. Selain menulis buku mengenai kisahnya menghadapi NPD, ia juga mulai membuat lagu berjudul “Tidak Hancur”, yang bisa kita nikmati di Instagram dan Spotify. 

“Saya harap, buku dan lagu yang saya buat juga bisa membuka mata dan menyadarkan lebih banyak orang tentang bahaya NPD,” sebut dia. 

  • Konsultasi dengan Ahli 
NPD bukan personal yang mudah dipahami, begitu juga dengan memulihkan luka akibat menjalani hubungan toxic bersama NPD. Karena itu, Bu Probo menyarankan untuk menemui dan berkonsultasi dengan ahli untuk mendapat saran yang lebih baik. 

“Cara terbaik untuk menghadapi NPD sebenarnya dengan membatasi hubungan. Perkuat diri sendiri, dan acuhkan NPD. Kalau bisa kurangi interaksi dengan mereka hingga seminim mungkin,” saran Bu Probo. 

Mengapa Ini Penting? 

edukasi tentang NPD

Mengapa kita perlu memahami manipulasi dalam hubungan narsistik? Kesadaran mengenai gangguan kepribadian narsistik ini baru mulai diperbincangkan kurang dari setahun terakhir. Karena itu, banyak dari kita atau orang terdekat kita yang tidak sadar dirinya sedang atau pernah terjebak dalam hubungan bersama pasangan narsistik. 

Meski begitu, akan lebih baik kalau kita mendapat informasi tentang NPD dari pihak yang tepat supaya nggak salah kaprah. 

Pasalnya nggak semua narsis berarti NPD. Ada juga lho narsis yang sehat. Berikut beberapa kriteria narsis yang sehat menurut Psikolog, Dra. Probowatie: 
  • Narsis yang sehat harus menunjukan kepedulian sosial dan empati interpersonal 
  • Narsis yang sehat menunjukkan minat yang tulus terhadap gagasan dan perasaan orang lain 
  • Narsis yang sehat memiliki kemauan untuk menyadari peran pribadi mereka ketika terjadi masalah. 
NPD

NPD

Semoga cerita Kartika dan saran-saran Bu Probo ini bisa menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk mengenali NPD dan tak membiarkan mereka masuk dan merusak hidup kita. 

Semoga jadi tambah tahu ya……

21 komentar

  1. Hidup bersama NPD bisa bikin kita gila sendiri, nggak bisa ngebayangin Mak. Apa lagi aku orangnya suka mikir, sulit melupakan, duh... Semoga deh dijauhkan dari manusia2 NPD.

    BalasHapus
  2. 23 tahun berada dalam bayang-bayang pasangan NPD, pasti terasa sangat berat ya. Apalagi saat itu Mbak Kartika belum banyak tahu soal NPD, jadi mesti merasa banyak bersalah dengan diri sendiri. Semoga kita semua bisa terhindar dari orang-orang dengan NPD.

    BalasHapus
  3. Luka fisik ada obatnya dan bisa lebih cepat sembuh, namun luka batin dapat merusak mental yang meninggalkan rasa trauma alih-alih depresi. Maka penting banget untuk bisa menghadapi orang dengan gangguan kepribadian NPD ini ya..

    BalasHapus
  4. Hebat ya mbak Kartika selama 23 tahun mengalami abuse sampai kena mental health tapi akhirnya bangkit. Semoga sih campaign #BrokenButUnbroken yang diinisiasi mbak Kartika ini bisa semakin meluas. Jadi nggak ada lagi Kartika lain di luar sana yang harus mengalami hal yang serupa. Karena memang banyak yang belum tahu NPD itu apa.

    BalasHapus
  5. Kita semua berhak bahagia, salut pada Mba Kartika Soeminar, yang tak mau larut dalam keterpurukan. Mampu bangkit dan berbagi pengalamannya hidup dengan pengidap NPD selama ini.

    Wih, ternyata ada narsis yang positif juga ya. Dan ini kayaknya susah, tapi bukan tak bisa untuk dilakukan

    BalasHapus
  6. Penting banget yaa mengenali ciri-ciri pengidap NPD supaya kita nggak keburu terjebak, karena kalau sudah masuk merangkap traumanya itu susah sekali hilang.

    BalasHapus
  7. Kalau saya jangankan puluh tahun berhari saja sepertinya sudah tidak akan kuat.
    Semangat buat Mbak Kartika. Terimakasih sudah mau speak up dan kita jadi punya gambaran serta ilmu bagaimana menghadapi penderita NPD ya

    BalasHapus
  8. hidup selama 23 tahun bersama pengidap NPD pasti berat banget tekananya. apalagi kita hidup di masyarakat timur yang kadang lebih peduli dengan menjaga aib daripada membantu orang yang mengalami trauma

    BalasHapus
  9. 23 Tahun bisa bertahan sama NPD itu menurutku hebat banget loh. Kalau dari cerita mbak Kartika, bahkan dia sendiri sampai depresi karena secara mental disiksa habis habisan. Semoga semakin banyak yang tau tentang NPD ini kita bisa lebih siap menghadapi jika di sekitar kita ada orang dengan NPD yah

    BalasHapus
  10. Aku tuh kemarin pengen banget diterapi lima jari sama bu Probo, sayang diriku kurang gercep, hahaha ....

    BalasHapus
  11. Jadi narsis itu memang ada batasnya ya. Selama narsis masih tetap bisa peduli, apa bisa dibilang percaya diri dan bukan narsis? Atau memang tetap narsis namun bukan NPD ya?

    BalasHapus
  12. 23 tahun itu bukan waktu yang singkat. Nggak kebayang lagi gimana rasanya. Salut sama Mbak Kartika, bisa bertahan selama itu

    BalasHapus
  13. nggak kebayang deh gimana menderitanya mbak Kartika selama 23 tahun hidup dengan pasangan yang NPD gini. bisa nggak sih ya orang yang NPD ini ketahuan aslinya sebelum menikah jadi nggak sampai terjebak selama belasan bahkan puluhan tahun gitu hidup dengan mereka

    BalasHapus
  14. Lengkap ya, ada narsum dari teori juga dari pengalaman korban NPD sendiri, acaranya daging ini...Bisa jadi edukasi bagi semua untuk mengenali NPD dan tak membiarkan mereka masuk dan merusak hidup kita.

    BalasHapus
  15. 23 tahun bukan waktu yang sebentar dan kebayang itu gimana melalui hari-hari terikat dengan NPD yang memanipulasi banyak hal

    BalasHapus
  16. NPD ini menyeramkan yaa..
    Blame shifting sih yang aku kerasaaa...sebel banget. Tapi karena pasangan, biasanya kita memaklumi. Apalagi ditutup dengan yang manis manis seperti love bombing.
    Terimakasih, ka Kartika sudah berbagi.
    Dan ka Wied yang uda merangkumnya di blog. Jadi bisa ikutan belajar bareng KEBIntimate Solo

    BalasHapus
  17. Yang paling nggak nguatin itu adalah kecenderungan untuk memanipulasi itu lhooo... Bahkan fakta pun bisa diputarbalikkan ya oleh penderita NPD.

    BalasHapus
  18. Saya yakin banyak diluar sana banyak yang memiliki pasangan NPd, tapi sulit lepas karena berbagai alasan. Tapi jika keputusan pergi itu leibih baik maka berjuanglah menjauh untuk sembuh...,

    BalasHapus
  19. NPD sengaja memperlakukan orang lain seperti wayang, bahwa dia mengontrol rasa sedih dan senang orang lain, jangan mau hidup dengan mereka..

    BalasHapus
  20. 23 tahun itu tidak mudah
    Awal awal pernikahan saja sepertinya akan ada dampaknya
    Namun perjuangan lepas ini yang luar biasa

    BalasHapus
  21. Banyak itu ciri2 model gitu di sekitar saya. Bahakan teman terdekat saya suaminya begitu. Terkadang memang banyak orang yg tidak memahami atau bahkan tidak sadar dirinya termasuk yg mempunyai sakit NPD ini.

    BalasHapus