Bagaimana tidak? Nyaris semua bisnis masuk ke digital. Mereka butuh konten untuk memperkenalkan dan membangun brand-nya. Mereka juga butuh konten digital untuk memasarkan produk.
Dan lebih dari itu, brand juga memerlukan konten digital sebagai cara untuk berkomunikasi dan membangun interaksi dengan pelanggan serta calon pelanggan.
See... nggak heran kalau profesi digital content creator kini banyak diminati. Kebutuhan terhadap profesi ini besar dan sangat luas.
Sebagai content creator, kita mungkin nggak hanya berpeluang bekerja untuk perusahaan lokal, tetapi mungkin juga untuk perusahaan asing. Tentu saja, dengan bayaran standar internasional, pakai dollar cuy.
Selain itu, profesi ini juga tak mensyaratkan background pendidikan tertentu. Siapapun, asal mampu membuat konten yang menarik, bisa menjadi content creator.
Saya sendiri mengenal beberapa content creator handal yang latar pendidikannya sangat jauh dari bidang komunikasi, desain grafis dan sebangsanya. Ada yang lulusan fakultas pertanian, ada yang sarjana ekonomi. Beberapa content creator lain yang saya kenal bahkan baru lulus SMA.
Luar biasa kan?
Bagaimana sih cara menjadi content creator?
Berdasarkan obrolan dengan beberapa teman yang berprofesi sebagai content creator, hal pertama yang harus dilakukan adalah MEMBUAT KONTEN.
Ya iya dong, masa mau jadi content creator malah bikin bakpia? Ya bisa sih, tapi saat bikin bakpia jangan lupa difoto dan direkam. Lalu posting di media yang kita miliki. Bisa posting di blog, di Youtube, Instagram, Tiktok atau media lainnya.
Lakukan pembuatan konten yang disuka secara rutin dan sebarkan. Lalu upayakan untuk mendapat feedback dari konten yang kalian buat sebanyak mungkin. Feedback positif bisa jadi “bahan bakar” yang akan memotivasi kita untuk membuat konten secara rutin.
Tapi kalau ada feedback negatif jangan sedih. Jadikan feedback negatif sebagai masukan untuk membuat konten yang lebih baik lagi.
Kalau menurut teman-teman saya, yang berprofesi sebagai content creator, dua langkah yang saya sebutkan di atas sudah cukup untuk memulai karir sebagai content creator.
Pun begitu, kita memerlukan beberapa langkah lagi untuk bisa bertahan dan mendapat pengakuan serta pendapatan tetap dari profesi ini. Apa sih langkah-langkahnya?
Yuk disimak:
1. Lakukan riset
Biasakan untuk selalu melakukan riset tiap kali kalian ingin membuat konten. Riset yang saya maksud bukan riset sulit yang harus terjun ke lapangan mewawancara orang satu persatu.
Kita bisa mulai lakukan riset dengan mencari bacaan referensi yang valid sebagai bahan konten.
Kalaupun ingin melakukan polling atau wawancara, hal itu kini juga bisa dilakukan secara online. Ada banyak tools yang bisa dipakai untuk membuat pooling atau kuisioner.
Konten yang dibuat berdasar riset dan data yang valid tentu akan lebih terpercaya. Selain itu, kita juga berkontribusi memberi konten positif untuk publik. Bukan konten sampah yang malah bikin orang saling benci dan bermusuhan.
2. Berpikir kreatif
Tiap hari ada milyaran konten yang di-publish di dunia maya. Bagaimana supaya konten yang kita buat bisa menarik perhatian orang banyak?
Harus beda!
Kalau mengutip omongan dosen periklanan saya di masa kuliah dulu, “Untuk bertahan di dunia kreatif kita harus beda. Camkan di otak, be different or die!” begitu kata beliau.
Ekstrem memang. Tapi kalimat itu rasanya cukup menggambarkan kerasnya bertahan di dunia kreatif.
Karena itu, supaya kemampuan kalian sebagai content creator bisa dilirik orang, berpikirlah sekreatif mungkin.
Kemas ide dengan cara yang unik. Kalau perlu cobalah untuk melihat berbagai masalah dengan cara yang unik.
Hal ini mungkin akan membutuhkan usaha dan latihan yang yang keras.
Kita bisa belajar melatih kreatifitas dengan memperbanyak melihat karya content creator lain. Adopsi dan lakukan modifikasi, dengan begitu secara tidak langsung kalian sedang melatih otak untuk berpikir kreatif.
3. Kuasai skill pendukung
Makin banyak jenis konten yang ingin dibuat, makin banyak pula skill pendukung yang harus dikuasai. Misal, untuk membuat artikel harus mengusai skill menulis yang runut dan enak dibaca.
Lalu kalau ingin membuat konten foto dan video, maka kemampuan menyunting foto dan video menggunakan software atau aplikasi juga wajib dikuasai. Demikian pula kalau kalian ingin membuat konten audio, kemampuan bicara dan edit rekaman juga harus bisa.
Seiring perkembangan, content creator juga dituntut untuk multitasking.
Nggak sedikit lho, klien yang meminta untuk dibuatkan beberapa jenis konten sekaligus. Ya konten berupa artikel, audio, video, foto. Makanya, kalau ingin survive sebagai content creator, kita harus terus meningkatkan skill pendukung.
4. Gadget yang Mumpuni
Saat memulai profesi sebagai content creator, kita boleh saja memanfaatkan gadget dan peralatan pendukung seadanya. Tapi kalau mau bertahan dan mengembangkan kualitas konten, gadget yang mumpuni dan bisa diajak “lari” adalah kebutuhan primer.
Kalau karir content creator diibaratkan sebagai rumah tangga, maka creator dan gadget bisa diibaratkan sebagai pasangan suami istri. Harus saling dukung, satu visi dan bisa berjalan beriringan.
Pasti kesal dong, kalau ide yang muncul di otak kita tak bisa direalisasikan secara optimal karena gadget jadul nan bobrok yang nggak bisa diajak lari cepat. Bawaannya pengin langsung banting laptop aja kan?
Sekadar rekomendasi, kalau butuh laptop desain terbaik yang bisa diajak “berjuang” bersama mengejar karir sebagai content creator, saya sarankan pakai laptop mobile workstation.
Buat yang belum familiar dengan laptop mobile workstation, istilah ini dipakai untuk menyebut laptop yang memiliki kinerja dan performa selayaknya workstation dalam bentuk desktop. Namun punya kelebihan pada bentuk fisiknya yang portable.
Dengan kata lain, laptop workstation adalah laptop yang dilengkapi spesifikasi teknis CPU dan GPU tangguh sehingga cocok untuk memenuhi kebutuhan professional.
Laptop workstation yang jadi incaran saya adalah HP ZBook Power G7 Workstation.
HP ZBook Power G7 Workstation dipersenjatai dengan prosesor Intel Core i9-10885H yang dapat dikonfigurasi sampai Intel Xeon W-10855M, dan dilengkapi memori jenis ECC (opsional) yang bikin performanya lebih kencang.
Dilihat dari penampilannya, HP ZBook Power G7 Workstation memberi kesan premium dengan chassis yang menggunakan material aluminium. Engsel display-nya kokoh dan gampang dibawa karena beratnya hanya 1,89 kg dengan ketebalan 22,9 mm.
Display HP ZBook Power G7 Workstation juga memiliki bezel yang tipis. Dan dilengkapi dengan kamera bersensor inframerah untuk pengenalan wajah saat login Windows Hello.
Untuk bagian keyboard, laptop ini menggunakan full layout dengan numpad (numeric keypad) yang dilapisi dengan spill resistant untuk melindunginya dari percikan air.
Sementara untuk kualitas layar, HP ZBook Power G7 memiliki dimensi layar diagonal 15,6 inci, dengan resolusi 1920 x 1080 pixel. Layar ini menggunakan panel jenis IPS dengan densitas 142 ppi untuk menampilkan detail yang baik.
Panel IPS Full HD akan memberikan sudut penglihatan yang nyaman untuk akurasi pekerjaan visual kalian sebagai content creator.
Dan yang bikin lebih kesengsem lagi adalah karena HP ZBook Power G7 mempunyai baterai berkapasitas 83Wh yang bisa bertahan sampai lebih dari 8 jam untuk web browsing, dan lebih dari 13 jam untuk video playback.
Mantap kan?
Pilihan lainnya, kalian juga bisa memilih PC Workstation HP yang juga nggak kalah tangguh. Nah, untuk informasi detail spesifikasi HP ZBook Power G7 Workstation dan pilihan PC Workstation lain, kalian bisa langsung cek di situs Synnex Metrodata Indonesia.
FYI, Synnex Metrodata Indonesia merupakan distributor resmi HP, jadi produk yang dibeli di Synnex pasti bersertifikat asli dan bergaransi resmi.
Semoga jadi tambah tahu ya.
Tidak ada komentar