Sejak scene awal episode pertama 18 Again, saya sudah langsung berasa familiar. Hmmmm…kayak sudah pernah lihat adegan serupa di film lain deh.
Ternyata hai... ternyata drama 18 Again yang dibintangi Lee Do Hyun ini memang merupakan remake dari film Hollywood 17 Again yang dibintang Zac Efron. Laahhh pantas saja berasa nggak asing.
17 Again yang rilis 2009 itu memang lumayan populer pada masanya. Berkisah tentang Mike O’Donnell (Matthew Perry), pria 37 tahun yang kembali ke tubuhnya di masa muda (diperankan oleh Zac Efron). Ia pun menjalani kehidupan baru sebagai pria 37 tahun dalam tubuh remaja 17 tahun.
Seperti yang saya bilang sebelumnya, scene awal 18 Again dan 17 Again sungguh amat sangat serupa. Jujur saja, hal itu bikin mood nonton saya sempat surut, tapi juga penasaran. Apakah drama 18 Again akan dibuat persis sama seperti 17 Again atau ada sentuhan baru yang bikin makin gregetan?
Versi film Hollywood, anak perempuan Mike O’Donnel (Zac Efron) bakal jatuh cinta dengan versi muda ayahnya. Ini jadi konflik yang menarik, terutama setelah sang anak mengetahui bahwa Mike remaja ternyata mencintai ibunya.
Alur model seperti itu saya pikir nggak bakal ditampilkan dalam drama remake ini. Alasannya? Kurang sesuai dengan budaya timur. Tahu sendiri kan, publik Korea rada sensitif dengan alur cerita model begitu.
Hal lainnya yang akhirnya bikin saya rajin ngikutin drama ini tak lain tak bukan karena 18 Again adalah debut Lee Do Hyun sebagai lead actor. Setelah bolak balik melihat penampilannya di berbagai drama sebagai peran pendukung, akhirnya Mas Kunang-kunang dapat kesempatan juga buat jadi lead actor.
Dan….yup, aktingnya memang nggak mengecewakan. Malah sangat memuaskan. Di drama ini, Lee Do Hyun benar-benar membuktikan bahwa dia benar-benar bisa akting. Natural dan gemasin banget.
Oke, sudah cukup basa-basinya. Sekarang kita lanjut saja ke sinopsis.
Seperti biasa, sinopsis di ibusegalatau akan mengandung banyak spoiler. Kalau kalian tipikal penonton yang anti spoiler boleh deh langsung skip aja.
Sinopsis
Jung Da-jung ( Ha Neul) dan Hong Dae-young (Yoon Sang Hyun), pasangan suami istri yang telah menikah selama lebih dari 18 tahun. Pernikahan mereka kini di ambang perpisahan.
Keduanya berada pada titik jenuh. Kehidupan pernikahan ternyata tak seindah yang dibayangkan, dan bukan hal yang mudah untuk dijalani. Apalagi Da Jung dan Dae Young menikah di usia yang sangat muda, 18 tahun.
Karena pernikahan itu, banyak impian masa muda yang harus dikorbankan. Da Jung yang dulu bercita-cita jadi penyiar harus menangguhkan pendidikan karena fokus mengurus dua anak kembar mereka.
Sementara Dae Young, seorang ace di tim basket sekolah dengan masa depan cerah, juga harus mengubur impian jadi pemain basket professional. Ia harus banting tulang, kerja serabutan untuk memberi makan keluarga.
Kilas balik ke kehidupan remaja Da Jung dan Dae Young.
Keduanya adalah highschool sweetheart. Baik Da Jung maupun Dae Young adalah anak-anak popular di SMA Serim. Da Jung yang cantik dan tegas adalah penyiar radio sekolah dengan kepribadian yang sangat menyenangkan.
Dae Young pun tak kalah popular. Sebagai ace tim basket sekolah yang ganteng dan setia kawan, masa depannya kelihatan cerah. Ia idola murid perempuan di SMA Serim.
Hingga hari itu datang….
Hari itu adalah hari penting buat Dae Young. Seorang pencari bakat dari tim basket universitas sedang melakukan penilaian untuk rekruitmen pemain basket universitas. Bila lolos, Dae Young langsung dipastikan akan masuk universitas dengan mulus.
Tapi di hari penting itu, Da Jung menemuinya dan memberi tahu kabar penting. Da Jung hamil!
Dae Young galau, tapi ia lantas memantapkan diri melepaskan kesempatan sebagai pemain basket. Dan memilih menikahi Da Jung dan bertanggung jawab pada anak mereka.
Keputusan ini jelas ditentang oleh orang tua Da Jung dan Dae Young. Tapi keduanya bersikeras mempertahankan bayi mereka dan menikah muda.
Delapan belas tahun berlalu…
Cinta yang dulu menggebu antara Da Jung dan Dae Young kini berasa hambar. Pertengkaran sering terjadi karena hal-hal remeh. Puncaknya, Da Jung menggugat cerai Dae Young.
Sepertinya tidak ada hal berjalan lancar di hidup Dae Young. Istrinya menggugat cerai, ia juga gagal mendapatkan promosi di tempatnya bekerja. Malah dia bertengkar dengan atasannya dan keluar dari pekerjaan sebagai tukang reparasi. Kedua anak kembarnya yang sudah remaja, juga tampak enggan bergaul dengan dia.
Untung, ia masih punya sahabat setia yang bersedia menemani dan menampung Dae Young di rumahnya. Go Deok Jin (Kim Kang Hyun), adalah sahabat Dae Young sejak SMA. Mereka berdua mulai bersahabat setelah Dae Young menyelamatkan Deok Jin yang dirundung oleh anggota tim basket, Choi Il Kwon (Lee Ki Woo).
Deok Jin seorang CEO perusahaan game yang berpenampilan nyentrik. Perusahaan gamenya sukses, sehingga kehidupannya cukup nyaman dengan tinggal di rumah besar.
Dae Young makin putus asa dengan hidupnya. Ia menyesal menjalani hidup. Di tengah kekalutan itu, ia mengenang masa muda dengan bermain basket sendirian. Hingga tiba-tiba, setelah berhasil membuat lemparan three point, lampu di hall olahraga itu tetiba mati.
Khawatir karena kepergok petugas keamanan, Dae Young pun melarikan diri. Ia masuk ke sebuah minimarket dan mendapati anak perempuannya, Hong Shi-Ah (Roh Jeung Eui) ternyata bekerja paruh waktu di sana.
Tanpa basa-basi, Dae Young langsung mengomeli anaknya. Tapi Shi-Ah tidak mengenalinya. Saat itulah Dae Young sadar bahwa penampilannya sudah berubah. Ia kembali ke tubuh remaja.
Dengan bantuan Deok Jin, Dae Young menjalani kehidupan baru. Dia masuk sebagai siswa baru di SMA Serim, mengaku sebagai anak Deok Jin. Namanya berubah jadi Go Woo Young (Lee Do Hyun).
Di sekolah ini, Dae Young alias Woo Young mulai berteman dengan kedua anak kembarnya Hong Shi-Ah dan Hong Shi Woo (Ryeoun).
Sebagai teman, Woo Young akhirnya bisa melihat sisi lain dari anak-anaknya.
Dia akhirnya tahu bahwa Shi Woo jadi korban perundungan di sekolahnya. Shi Woo yang selama ini mengaku tak tertarik bermain basket, sebenarnya sangat menyukai basket. Tapi ia tak cukup percaya diri.
Sebagai Woo Young, Dae Young akhirnya juga tahu bahwa Shi Ah tak berniat melanjutkan sekolah. Ia bekerja di minimarket tanpa sepengetahuan orang tuanya karena mencari biaya kursus make up artist.
Tapi yang tak kalah penting dari persahabatan dengan dua anak kembarnya adalah kini ia bisa memandang istrinya, Da Jung dari sisi yang berbeda.
Yup, hidup dalam tubuh anak remaja 18 tahun membuat Dae Young bisa melihat Da Jung dari sisi yang berbeda. Ia akhirnya mulai sadar bahwa cintanya masih sangat besar buat Da Jung.
Melalui tubuh Woo Young, Dae Young jadi sadar, ada banyak kesalah pahaman diantara mereka berdua yang tak terselesaikan. Kesalah pahaman itu menumpuk dan berakumulasi hingga berujung perceraian.
Di sisi lain, setelah cerai dari Dae Young, Da Jung mulai mengejar mimpinya sebagai penyiar TV. Ia mengikuti seleksi di stasiun TV Nasional dan terpilih sebagai karyawan kontrak dengan masa percobaan.
Tidak mudah merintis karir di usia 37 tahun. Ia mendapat cibiran dari penonton. Bahkan atasannya pun berusaha membuat Da Jung mengundurkan diri secara sukarela. Ia tak diberi tugas atau acara TV.
Untungnya Da Jung sukses membuktikan diri. Usia yang matang membuat dia lebih luwes dan matang.
Kerja keras dan kepribadiannya ini pun menarik perhatian seorang pemain baseball nasional tampan, Ye Ji Hoon (Wi Ha Joon).
Kedekatan Da Jung dan Ji Hoon, jelas bikin hati Woo Young panas. Tapi dalam tubuh remaja, sikap Woo Young yang protektif dan cemburu dengan Da Jung malah terlihat lucu.
Kisah yang ringan tapi menghangatkan hati
Sebenarnya sudah bisa ditebak, ending 18 Again akan berakhir bahagia.
Tapi saya salut buat sutradara Ha Byung Hoon dan para penulis, Ahn Eun Bin, Choi Yi Ryool dan Kim Do Yeon yang sukses mengemas 18 Again dengan nuansa yang berbeda dari film aslinya.
18 Again menampilkan flash back dan sisi lain dalam kehidupan keluarga yang tak tersentuh di 17 Again versi Hollywood.
Sepintas lalu, hal ini mengingatkan saya pada cara bertutur Go Back Couple. Ya wajar karena sutradara Ha Byung Hoon juga merupakan sutradara Go Back Couple. Beberapa music scoring kedua drama ini pun ada yang sama.
Akting para pemainnya cukup bagus. Tidak ada tokoh yang tampil sia-sia meski hanya muncul dalam beberapa scene. Bahkan penampilan para karyawan Deok Jin yang menggunjingkan bosnya saja cukup bermakna dan memberi warna pada keseluruhan drama.
Tapi scene stealer di drama ini menurut saya jatuh pada penampilan Wi Ha Joon yang berperan sebaga Ye Ji Hoon dan Hwang In Yeop yang berperan sebagai Goo Ja Sung.
Selain visual kedua aktor yang bikin hati meleleh. Aura tokoh yang mereka perankan juga kuat, membuat penonton dengan mudah memberi perhatian pada mereka. Sesaat saya sebenarnya nggak rela karena kedua tokoh ini terpaksa patah hati karena ditolak oleh perempuan yang mereka taksir.
Tapi untung saja, penulis dan sutradara memberi ending yang happy buat mereka berdua.
Tebakan saya benar, tidak seperti versi Holyywood dalam drama ini tidak diceritakan kalau Shi-Ah jatuh cinta dengan Woo Young. Justru perhatian Woo Young membuat Shi Ah makin merindukan ayahnya. Namun tentu saja perhatian ini membuat orang di sekitar Shi Ah dan Woo Young salah paham, mengira Woo Young menyukai Shi Ah.
Pada akhirnya, 18 Again mengajarkan kita untuk menghargai kehidupan dan orang-orang terdekat kita. Jangan terus menerus terjebak pada kegagalan dan penyesalan. Saat satu impian tak tercapai, itu artinya kita diberi kesempatan untuk mencoba hal lain dan meraih mimpi yang baru.
18 Again juga menyadarkan kita tentang konsekuensi pernikahan dini. Menikah di usia muda, artinya kita harus siap dengan komitmen dan tanggung jawab berkeluarga. Ada masa muda yang harus dikorbankan, ada impian yang harus dilepaskan atau ditangguhkan. Dan itupun masih tak menjamin hidup kita akan nyaman selamanya.
Daleeeem banget kan maknanya? Tapi semua tersampaikan dengan sangat mulus dan menarik di dalam drama 18 Again.
Semoga jadi tambah tahu ya.
Film ini benar-benar bagus. Dan sangat direkomendasikan untuk dintonton. Kisah tentang keluarga yang terpisah. Yang seru tuh suaminya yang kembali muda. Pokoknya sedih banget. Istri saya sampai tengah malam bela-belain nonton ini.
BalasHapus