Inilah masa dimana orang-orang “dipaksa” buat menerapkan gaya hidup sehat.
Iya kan. Gegara virus yang nggak nampak mata itu, kita semua mau nggak mau merasa wajib melakukan gaya hidup yang lebih sehat.
Mulai rajin cuci tangan, menjaga kebersihan tubuh serta lingkungan, makin rajin olahraga, makan makanan sehat, istirahat yang cukup, dan menghindari stres.
Jadi, kalau kita mau positive thinking, pandemi ini sebenarnya sengsara yang membawa nikmat.
Coba kalau nggak ada virus COVID 19 yang menghebohkan ini, mungkin kita masih jadi golongan manusia yang cuek sama kebersihan dan acuh dengan pola hidup sehat.
Padahal kebiasaan hidup sehat yang saya sebut diatas tadi, nggak hanya berlaku buat menangkis COVID 19. Kebiasaan hidup sehat adalah cara yang paling ampuh dan efektif buat menjauhkan kita dari penyakit-penyakit menular yang bisa disebabkan oleh virus, bakteri hingga cacing!
Kok cacing?!
Eh, belum pada ngerti ya?
Cacing itu bisa jadi parasit yang nggak kalah menyeramkan daripada virus lho. Mungkin karena jarang dibicarakan, jadi banyak orang yang nggak tahu ya bahwa cacingan bisa berakibat fatal pada manusia.
Cacing yang tumbuh berkembang dalam saluran cerna, bisa menghisap darah inangnya. Membuat sang inang kekurangan nutrisi sehingga mudah terkena komplikasi penyakit lain, atau lebih fatal lagi menyebabkan gagal fungsi pada organ.
Cacingan pada anak juga memperbesar resiko stunting. Anak yang mengalami cacingan bakal mengalami malnutrisi yang berakibat pertumbuhan tubuh dan otaknya terhambat. Ihhh, serem kan?
Kenali jenis cacing parasit yang hidup dalam tubuh manusia
Cacing parasit yang saya bicarakan disini bukan cacing tanah ya.
Itu mah beda jenis. Orang banyak yang suka salah kaprah nih. Kirain cacing itu hanya ada cacing tanah. Padahal cacing yang hidup jadi parasit dalam tubuh manusia tuh bukan jenis yang itu.
Ada 4 jenis cacing parasit yang umum ditemukan dalam tubuh manusia, yaitu :
1. Cacing Kremi (Enterobius vermicularis)
Ini jenis cacing yang paling sering ditemui hidup di saluran cerna manusia.
Cacing Kremi paling suka tinggal di usus besar dan anus. Warnanya putih dan berukuran kecil. Panjangnya mungkin hanya sekitar setengah inchi atau bahkan kurang.
Cacing kremi menyebabkan tubuh inangnya sering mengalami gatal di area sekitar anus. Hal itu karena cacing kremi betina biasanya bertelur di area anus inangnya. Telur cacing itu akan ikut keluar bersama feces.
Tahu nggak sih? Induk cacing kremi bisa menghasilkan telur 11 – 15 ribu tiap enam jam sekali lho.
Telur-telur cacing ini, saking mungilnya bisa terdapat dimana saja. Saat seseorang tak sengaja menyentuh benda yang terkontaminasi telur, maka telur itu akan masuk ke tubuh manusia dan mulai berkembang biak di sana.
Butuh waktu antara 1 hingga 2 bulan bagi telur cacing untuk tumbuh menjadi cacing kremi dewasa dan mulai bertelur lagi.
Selain menular melalui telur, cacing kremi dewasa juga bisa menembus kulit, masuk ke pembuluh vena dan terus hidup nyaman di usus besar. Di usus, ia akan mencengkram dinding usus sambil menyerap nutisi makanan yang masuk. Sumpah jahat banget nih cacing!
2. Cacing Gelang (Ascariasis Lumbricoides)
Cacing Gelang biasanya menular lewat makanan yang nggak higienis.
Cacing Gelang paling suka hidup di usus halus. Tapi kalau lagi kumat nakalnya, si cacing gelang suka masuk ke paru-paru dan mengakibatkan inangnya batuk, sesak napas, hingga dahak berdarah.
Cacing gelang berbentuk bulat panjang (gilig) makanya dia sering juga disebut cacing gilig. Ukuran cacing gelang dewasa bisa mencapai 20-35 cm. Dalam beberapa kasus, cacing gelang juga bisa menyumbat saluran hati dan pankreas.
3. Cacing Tambang
Cacing parasit ini sangat suka tinggal di usus kecil inangnya. Ia sangat mudah ditemukan di daerah-daerah beriklim hangat dan lembab dengan tingkat kebersihan rendah.
Selain menginang pada manusia, cacing tambang juga bisa hidup dalam tubuh binatang seperti kucing, anjing, kambing, kuda dan lainnya. Larva cacing tambang yang tinggal di tanah atau pasir bisa dengan mudah berpindah dan menempel pada kulit manusia atau binatang.
Larva itu lantas akan masuk melalui lapisan kulit dan masuk dalam tubuh.
Kulit yang tertempel atau jadi tempat masuk larva cacing tambang biasanya akan terasa gatal dan muncul ruam.
Kebanyakan orang nggak aware dengan gejala ini karena gejalanya memang ringan.
Sama seperti cacing parasit lainnya, cacing tambang juga hidup dengan mencuri nutrisi inang. Akibatnya, orang yang terinfeksi cacing tambang akan mengalami malnutrisi, anemia, demam hingga nyeri perut dan diare.
4. Cacing Pita
Ada dua jenis cacing pita yang sering ditemui hidup dalam tubuh manusia. Jenis Taenia Saginata yang menginang pada sapi, dan Taenia Solium yang menginang pada babi.
Penularan cacing pita ke tubuh manusia biasanya berasal dari daging yang terkontaminasi atau tidak dimasak dengan benar. Cacing pita memiliki semacam pengait di kepalanya. Dengan pengaitnya itu ia menempel pada saluran cerna dan otot inang.
Induk cacing pita bisa bertelur 30ribu – 50 ribu dalam sekali masa. Dalam tubuh manusia, cacing ini bisa tumbuh dewasa hingga mencapai panjang 4-8 meter.
Orang yang terinfeksi cacing pita biasanya mengalami hal yang sama dengan gejala infeksi usus seperti mual, diare,sakit perut yang disertai dengan penurunan berat badan tanpa sebab jelas.
Selain berdiam di saluran cerna, cacing pita juga bisa keluyuran ke organ penting lain seperti mata dan otak. Bila infeksinya mencapai otak, si penderita beresiko mengalami gangguan sistem saraf hingga stroke.
New Normal: Terapkan Gaya Hidup Sehat, Hindari Cacingan
Selama ini kita mengira penularan cacing hanya melalui tempat yang kelihatan kotor seperti tanah. Nggak salah sih, tapi hal itu juga nggak sepenuhnya benar.
Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, ukuran telur dan larva cacing teramat kecil hingga tak bisa dilihat dengan mata telanjang. Selain itu, telur cacing juga cukup resisten. Bahkan penggunaan hand sanitizer saja tak mampu membunuh telur cacing yang menempel di permukaan kulit.
Dengan kata lain, semua orang mulai dari anak-anak hingga dewasa, tua muda, kaya miskin, semua berpotensi terinfeksi cacing.
Kendati begitu, kita tetap perlu menerapkan gaya hidup sehat dan berperilaku bersih untuk meminimalisir penularan cacing.
Berikut beberapa hal yang perlu kita lakukan untuk mengurangi resiko terinfeksi cacing :
1. Rajin cuci tangan.
Pasca penerapan new normal kita jadi terbiasa kan mencuci tangan sebelum makan dan setelah bepergian. Jadikan hal ini kebiasaan yang baik ya. Karena mencuci tangan tidak hanya mengurangi resiko penularan virus tetapi juga resiko terinfeksi cacing.
2. Makan makanan yang bersih
Jangan suka makan di sembarang tempat ya. Karena kita kan nggak pernah tahu seperti apa pengolahan di warung makan yang kita datangi. Ini termasuk pula memperhatikan kebersihan alat makan yang dipakai. Kalau perlu siapkan alat makan sendiri saat makan di luar ya.
3. Cuci bersih sayur dan buah sebelum dikonsumsi
Makan sayur dan buah memang sehat. Bahkan sekarang muncul trend raw food yang menyantap sayur yang minim pemanasan. Trend ini bagus sih, tapi pastikan sayur dan buah yang mau dikonsumsi dicuci bersih. Okay.
4. Rajin potong kuku
Telur cacing bisa dengan mudah bersembunyi di sela kuku kita. Jadi, meski sudah cuci tangan tapi kukunya panjang, tetap beresiko besar terinfeksi cacing.
Karena itu, disarankan jaga kuku agar tetap pendek dan mudah dibersihkan, supaya nggak dijadikan tempat persembunyian telur cacing.
5. Jaga kebersihan hewan peliharan
Cacing juga bisa menginang pada hewan dan lantas menular pada manusia. Makanya selain menjaga kebersihan diri, perhatikan pula kebersihan hewan peliharaan.
Kalau sudah menerapkan tips sehat tersebut apa berarti kita sudah terbebas dari resiko infeksi cacing?
Jujur aja, nggak juga sih.
Kan sudah dibilang, telur cacing tuh ukurannya super kecil dan resisten. Dia bahkan bisa terbawa air sampai jauh dan menginfeksi orang-orang yang berjarak puluhan kilometer dari tempat induk cacing melepas telur.
Cara terbaik untuk meminimalisir penyebaran infeksi cacing adalah memutus siklus hidup cacing dengan mengonsumsi obat cacing secara rutin tiap 6 bulan sekali.
Konvermex, obat cacing keluarga
Sebenarnya kebiasaan mengonsumsi obat cacing secara rutin ini bukan tradisi lama. Dulu, saya juga termasuk orang yang nggak paham bahwa cacingan bisa sangat berbahaya.
Nah, kira-kira 7 tahun yang lalu deh. Saat saya punya anak dan rajin main ke Posyandu. Tiap kali ke Posyandu kan selalu ada semacam penyuluhan kesehatan gitu ya. Di sana diceritakan soal pentingnya mengonsumsi obat cacing tiap enam bulan sekali. Malah kalau di Posyandu itu, obat cacing diberi secara gratis bersamaan dengan vitamin A.
Saat itu, penyuluh juga menyarankan orang tua untuk ikut rutin mengonsumsi obat cacing. Kata dia, telur cacing kremi itu mudah menular antar keluarga yang hidup serumah karena telur cacing kremi bisa menempel dimana saja.
Jadi kalau anak terinfeksi cacing, bisa saja telurnya transfer ke benda yang disentuh orang tua. Lalu orang tuanya terinfeksi, terus menular lagi ke anaknya. Makanya jadi kayak lingkaran setan deh.
Konvermex memiliki beberapa varian. Ada obat cacing orang dewasa, yaitu Konvermex 250 dalam bentuk kaplet dan suspensi. Lalu, ada pula obat cacing untuk anak, Konvermex 125 dalam bentuk tablet dan suspensi dengan rasa jeruk yang pasti disukai anak.
Dalam tiap 5 ml Konvermex mengandung Pyrantel Pamoate yang setara Pyrantel base 125 mg. Pyrantel Pamoate bekerja melumpuhkan cacing dengan cara mendepolarisasi senyawa penghambat neuromuskuler dan mengeluarkannya dari dalam tubuh tanpa memerlukan pencahar. Dengan kata lain, Konvermex menghancurkan cacing di tubuh dan mengeluarkannya melalui feces. Nyaris tanpa efek samping berarti.
Kami sekeluarga sudah lebih dari 5 tahun rutin minum Konvermex tiap 6 bulan sekali. Buat anak saya, biasanya Konvermex 125 suspensi rasa jeruk. Sementara saya dan suami mengonsumsi Konvermex 250 suspensi untuk dewasa.
Menurut saya sih, Konvermex ini obat cacing yang tepat untuk keluarga karena memiliki beberapa varian yang bisa dipakai oleh semua anggota keluarga.
Beneran deh. Minum obat cacing tiap 6 bulan sekali itu nggak berat dan nggak mahal kok. Jangan nunggu sampai kena komplikasi dan malnutrisi karena cacingan ya. Ingat lho, cacingan itu nggak kalah berbahaya dari penyakit yang disebabkan virus.
Yuk mulai menjalani new normal dengan hidup lebih bersih, lebih sehat dan biasakan rutin mengonsumsi obat cacing tiap 6 bulan sekali.
Semoga jadi tambah tahu ya
Aku sampe sekarang masih suka minum, Mak!Rutin 6 sekali .
BalasHapusApalagi kalo udah pulang kemping, kadang makan enak dan nikmat dengan masak dengan keterbatasan, kadang yang jorok dikit hahahaa. Langsung pulang minum obat cacing.
Baru sebulan lalu minum, abis balik kemping cantik hii.
Yuk, yuk hidup sehat!
Kereeen. Yang gini nih patut ditiru, selalu menjaga kesehatan keluarga.
HapusAku nih pernah kok cacingan pas dewasa, sampai diledek sama mamahku kenapa bisa cacingan. Nah, gak mau dong hal ini terjadi sama anakku jadi emang aku selalu bawel banget soal kebersihan terutama saat ingin makan.
BalasHapusSi cacing ini emang suka nggak pandang usia. Kita yang dewasa aja tetap bisa cacingan. Makanya wajib banget jaga kebersihan
HapusBaca ini jadi emrasa relate banget, hihi. Kami sekeluarga baru bulan Juni kemarin minum obat cacing buat preventif karena anak lagi masa eksplorasi dan kita punya kucing jadi emang 6 bulan sekali minum obat cacing. Bener Mak, obat cacing tidak mahal ajdi lebih baik dirutinin toh cuma 6 bulan sekali, hehe
BalasHapusYaa ampun, obat cacingan dari masa kecil setelah puluhan tahun masih ada ajaaaa.
BalasHapusKaget kalo ternyata, orang dewasa juga bisa cacingaan. huhuhu. Harus mulai sadar diri dan hidup bersih yaaa, biar jangan sampe harus reunian dengan obat masa kecil.
Wah, serem juga yah kalau si cacing sampai bersarang di tubuh kita.
BalasHapusMakanya kalau lagi masak, cuci bahan makanan bisa sampai berkali-kali deh.
Apa lagi kalau makan lalap yang mentahan gitu, harus bersih banget yaah.
Lebih aman lagi mending konsumsi Konvermex tiap 6 bulan sekali aja yaaah
Baca ulasan mbak Wid, aku jadi ingat udah lamaaa ga minum obat cacing hehehe. Berkala mestinya ya jadi tubuh kita sehat tanpa gangguan cacing. Mau coba Konvermex yg rasa jeruk ah, sekalian buat anak2 😊😊
BalasHapusAh, iya minum obat cacing setiap 6 bulan sekali juga penting utuk mencegah cacingan yak. Orang dewasa pun wajib minum ini, gak hanya anak-anak kan yes..
BalasHapusMakanya kita sebenarnya dianjurkan untuk minum obat cacing 6 bulan sekali deh. Untuk pencegahan juga.
BalasHapusWah obat cacingnya merek baru ya Wid, ngeri pisan kalau cacingan huhu..geli gitu membayangkan ada parasit di tubuh kita persis film alien..untung ada obatnya ya
BalasHapusMerk lama juga sih mbak. Yg iklannya ada cacing dibunuh robot superhero itu lho
HapusDulu saya rutin konsumsi obat cacing, Semenjak pindah ke rumah papa buat ngerawat papa, jadi malah ga pernah beli obat cacing. Harusnya tetap minum setiap 6 bukan sekali ya. Jadi mau rutinin lagi nih kalau melihat bahayanya.
BalasHapusWah teryata bisa juga ya cacing menular lewat hewan peliharaan. Harus jaga kebersihan dan kesehatan ya mba biar nggak terkna cacingan
BalasHapusBener mbak..orang dewasa juga bisa cacingan. Terus saya lupa dong, kapan terakhir kali minum obat cacing. Duh~
BalasHapusKalau ingat, 6 bulan sekali suka kasih obat cacing ke anak-anak, kalau lupa setahun sekali :)
BalasHapusAku juga baru paham kalau obat cacing itu perlu juga diberikan ke anak-anak.
Kucing di rumah, kalau mau vaksin mesti dikasih obat cacing dulu.
Beneran sih cacingan tuh gak cuma hinggap di anak-anak..jadi orang dewasa pun harus rutin pakai obat cacing ya..dan wajib jaga kebersihan
BalasHapusBeberapa tahun lalu sempat ikutan seputar konvermex memang mengerikan ya mba cacingan itu pokoknya bikin ngeri deh waktu liatnya uga
BalasHapusWah pas banget lhoo, dua harian lalu anak2ku juga abis aku kasih obat cacing, bapak-k-ibuknya juga sih, masing2 minum 2 tablet. . Biasanya aku 6 bln sekali minum ini
BalasHapusDulu malah ada imbauan minum obat cacing 6 bulan sekali ya, ternyata ada bagusnya juga supaya tetep terjaga kesehatan. Aku juga taunya anak kecil aja yang disuruh minum obat cacing ternyata dewasa juga bisa cacingan
BalasHapusKalau orang Jawa bilang kerminan itu apa tanda-tanda cacingan kalik ya. Gatel gitu rasanya di sekitaran dubur. Bener banget orang dewasa juga bisa kena cacingan. Jadi inget nih belum beli obat cacingan sejak lebih dari 6 bulan lalu. Cuzz ah habis ini beli obat cacing untuk sekeluarga.
BalasHapusIh serem ya Mbak kalo dah ngomongin cacingan, gak kebayang gimana dalam perit ada cacingnya. Semogaaa kita semua terhindar daripadanyaa.
BalasHapusAah iyaa...waktunya anak-anakku minum obat cacing juga niih...
BalasHapusWaktu anak-anak sekolah, pihak sekolah rutin mendatangkan tenaga kesehatan dari puskesmas untuk pemeriksaan kesehatan plus pemberian obat cacing secara rutin.
Sekarang masa pandemi, jadi belum punya catatan kesehatan anak-anak.
Waktu anak-anak masih balita dulu, aku rutin ngasih obat cacing. Namanya anak-anak ya suka main di pasir kan, untuk mencegah tentunya bagus sih
BalasHapusIya banget. Cacingan ini bukan penyakit khusus anak-anak. Dia pun bisa kena. Aku juga kayaknya beberapa kali kena. Biasanya kalo abis makan sayur dan buah. Mungkin nyucinya gak bersih. Tapi gak terlalu khawatir sekarang. Rajin minum obat cacing sesuai anjuran bikin cacingan gak Dateng lagi.
BalasHapusWah iya ya org dewasa juga kena kalau gak jaga kebersihan asupan dan juga gak cuci tangan gtu.
BalasHapusKonvermex ini lengkap ya ada buat dewasa dan anak juga. Jd diminum tanpa resep dokter ya gpp ya mbak? TFS