Ya seperti yang biasa terjadi setiap tahun, pertengahan Agustus begini gegap gempita perayaan peringatan Kemerdekaan RI selalu membahana dari seantero negeri. Semua sibuk menyiapkan perayaan dan lomba yang meriah. Dan tetiba setiap insan yang tinggal di Bumi Khatulistiwa ini jadi latah membicarakan kemerdekaan. Mereka bertanya-tanya, apa sih merdeka? Sudahkah kita merdeka?
Saya sendiri sebenarnya tidak pernah benar-benar mengerti bagaimana arti merdeka sesungguhnya. Bagi saya merdeka itu berarti independen. Bisa hidup dan berdiri diatas kaki sendiri, tanpa sepenuhnya bergantung pada orang lain.
Ya, merdeka itu berarti juga bebas. Bebas berekspresi, tanpa takut di bully. Bebas mengeluarkan pendapat tanpa khawatir bakal dijerat UU ITE. Pokoknya yang seperti itulah!
Keinginan kuat untuk hidup merdeka ini pula yang akhirnya membuat saya memilih resign dari kantor dan memilih untuk bekerja fulltime blogger. Alasan saya sederhana, sebagai blogger saya bisa merdeka memilih waktu untuk bekerja. Merdeka pula untuk memilih pekerjaan yang ingin saya kerjakan. Dan juga bebas menentukan tema artikel yang ingin saya tulis.
Tapi benarkah saya bisa benar-benar merdeka?
Ah, ternyata realitas tidak selalu seindah ekspektasi. Kadang keterbatasan sarana dan prasarana penunjang membuat kemerdekaan saya sebagai blogger berkurang. Setidaknya begitu yang saya rasakan.
Begini kira-kira gambaran sederhananya. Ada masa ketika pekerjaan menumpuk dan saya dikejar oleh tenggat waktu sempit yang tidak bisa ditawar. Sementara itu, di saat yang bersamaan ada event yang perlu dikunjungi. Satu-satunya waktu yang bisa saya gunakan untuk bekerja hanyalah dengan memanfaatkan waktu sepanjang perjalanan menuju lokasi event.
Namun, itupun tidak bisa saya lakukan secara optimal karena kendala gadget yang sudah mulai ketinggalan zaman. Gadget yang saya miliki sekarang, rasanya sudah kewalahan mengimbangi pekerjaan dan tugas yang menumpuk. Wah, kesannya kok jadi sombong ya. Kayak yang banyak job aja. Hahaha.
Yah, yang namanya kerja freelance kan memang begitu. Ada masa ketika kerjaan datang menyerbu seperti air bah, tapi ada juga masanya ketika alirannya tenang. Tapi toh di masa tenang, saya juga nggak bisa lepas tuh dari laptop dan smartphone. Dan laptop dan smartphone yang kinerjanya mumpuni sudah jadi kebutuhan mendesak untuk saya. Kenapa?
Ya karena era digitalisasi dengan persaingan dunia kreatif yang sangat ketat seperti ini, saya harus terus meng-up grade kemampuan diri. Bahaya kalau keterampilan, kemampuan dan pengetahuan nggak pernah di up-grade. Bisa tergilas zaman nanti.
Laptop yang saya beli sekitar 3 tahun lalu ini sebenarnya masih cukup bagus. Masih lumayan okelah kalau hanya sekadar untuk menulis artikel atau utak atik blog. Tapi itu hanya kalau kondisinya mendukung. Dalam artian, saya hanya bisa nyaman memakainya kalau bekerja di rumah.
Maklumlah laptop lama, daya tahan baterainya juga agak beresiko kalau harus dipakai untuk dikerjakan di luar ruangan. Nanti bukannya kerja malah pusing cari colokan listrik deh. Belum lagi bobotnya yang berat. Jadi nambah beban kalau harus dibawa kemana-kemana kan?
Laptop untuk mereka yang merdeka!
Saya memilih jadi blogger dan freelance writer karena saya ingin menjalani hidup dengan merdeka. Itu sebabnya saya juga butuh laptop yang bisa membuat saya lebih merdeka saat bekerja. Laptop yang tidak hanya mumpuni dalam mengimbangi kinerja tetapi juga laptop yang bisa memvisualisasikan karakter saya yang merdeka.Keinginan yang cukup sederhana bukan?
Pertanyaan selanjutnya, memangnya ada laptop yang seperti itu? Jawabannya, jelas ada! Itulah Asus Vivobook Ultra A412DA.
Laptop anyar yang baru diperkenalkan pertengahan 2019 ini seketika memikat saya dengan pilihan warnanya yang super eye catching. Ada Coral Crush, Peacock Blue, Slate Grey dan Transparent Silver. Dua pilihan warna yang saya sebut pertama adalah warna-warna favorit saya. Warna yang cerah, berani dan membuat mata yang melihatnya seketika terpaku, meski untuk sesaat.
Sungguh-sungguh menggambarkan semangat dan jiwa muda yang penuh dengan harapan dan semangat hidup. Cocok banget deh buat anak-anak muda yang tengah mengejar impian dan ingin tampil stand out, atau untuk orang-orang dewasa yang masih berjiwa muda seperti saya. Ehhemm.
Warna Asus Vivobook Ultra A412DA yang menawan itu membuat saya tergerak untuk mengamati body-nya lebih lama. Wuiiih, laptop yang diklaim Asus sebagai “The World’s Smallest 14 Inch Colorful Notebook” ini memang cukup slim. Kalau kata saya mah langsing dah! Berat totalnya hanya 1,5 kilogram. Panjang 32 cm, lebar 21 cm dan ketebalannya hanya 1,9 cm. Kalau ukurannya segini sih, saya nggak bakal repot bawa ransel besar kemana-kemana. Karena Asus Vivobook Ultra A412DA ini cukup ringkas untuk dimasukkan ke tas andalan saya. Bahkan kalau ditenteng pun tidak bakal merepotkan.
Ah tapi bener nih ukuran selangsing dan seringkas ini punya layar 14 inch? Kok sepertinya agak meragukan. Biasanya dengan ukuran segitu kan muat untuk layar 13 inch saja.
Nyatanya, teknologi NanoEdge Display dari Asus memungkinkan hal itu. Dengan teknologi ini, Asus bisa membuat laptop dengan bezel yang cukup tipis, hanya 5,7 mm saja. Dengan begitu, rasio layar ke body bisa mencapai 87%. Tidak lupa, Asus juga menempatkan webcam di bezel atas. Ditambah lagi wide angle Asus Vivobook Ultra A412DA ini sampai 178 derajat, yang membuat tampilannya lebih nyaman dilihat. Kalau kata Asus sih, widen your vision, free your limitations.
Merdeka dan nyaman bekerja dimana saja
Kenyamanan bekerja adalah syarat mutlak untuk seorang blogger yang merdeka. Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, keterbatasan waktu dan himpitan tenggat waktu pekerjaan yang tidak bisa ditawar seringkali memaksa saya untuk bekerja dimana saja, kapan saja. Itu sebabnya saya butuh laptop yang bisa memberi kenyamanan penuh saat bekerja. Asus Vivobook Ultra A412DA kah jawabannya?Laptop ini dirancang dengan Ergolift Design. Jadi saat dibuka, bagian body bawah akan otomatis terangkat dua derajat. Hal ini akan membuat kita lebih nyaman saat mengetik. Selain itu, bagian body bawah yang sedikit terangkat ini juga memberi celah untuk sirkulasi udara sehingga proses pendinginan jadi lebih cepat dan performa laptop lebih stabil.
Seolah tidak mau setengah hati memuaskan kita, Asus juga sengaja membekali laptop ini dengan ukuran tombol keyboard yang cukup besar dengan key travel 1,3 mm membuat kita semakin nyaman saat mengetik. Memperkecil kemungkinan typo alias salah ketik. Oh iya, nggak usah ragu dengan daya tahannya karena keyboard laptop ini sudah diuji coba dan diklaim cukup aman hingga 10 juta ketukan. Luar biasa!
Selain itu, tiap tombol keyboard juga memiliki backlit yang lampunya menyala bila tombol ditekan. Ini fitur yang sangat membantu untuk orang yang terkadang terpaksa bekerja ditengah keremangan malam, seperti saya. Ada tiga tingkat cahaya yang bisa diatur sesuai dengan keinginan
Merdeka menjaga privasi
Merdeka itu bukan berarti asal bebas. Kebebasan dalam kemerdekaan adalah kebebasan yang bertanggung jawab. Itu sebabnya menjaga privasi dan memastikan diri menggunakan perangkat yang aman dan legal jadi prasyarat mutlak untuk pribadi yang merdeka.Asus Vivobook Ultra A412DA ini kelihatannya sangat memahami hal itu. Makanya ia dilengkapi pula dengan fingerprint sensor yang ditempatkan di bagian pojok kanan atas touchpad. Fitur ini mendukung fitur Windows Hello yang membuat kita bisa dengan cepat dan mudah langsung login ke sistem operasi Windows 10 hanya dengan sentuhan sidik jari. Ini jelas lebih aman ketimbang bila kita login dengan menggunakan password.
Selain itu, laptop ini juga sudah pre-install dengan Windows 10 asli. Dengan begitu kita nggak tergoda lagi buat menginstal Windows bajakan yang bertebaran diluar sana. Bajakan memang murah sih, tapi resiko untuk terkena virus, malware dan lainya juga lebih besar. Dan lagi, mau sampai kapan sih pakai bajakan mulu?
Meraih kemerdekaan dengan performa prima
Coba tanyakan pada para veteran perang yang ikut berjuang meraih kemerdekaan dulu, mudahkah meraih kemerdekaan ini? Jawabnya tentu tidak. Butuh kobaran semangat juang yang tidak pernah padam supaya mereka bisa menyajikan performa yang maksimal untuk meraih kejayaan.Nah kalau performa para pahlawan kemerdekaan itu ditopang oleh semangat juang yang membara, performa prima Asus Vivobook Ultra A412DA disokong oleh prosessor AMD Ryzen seri 3000 yang dikenal memiliki tenaga yang joss tapi hemat daya. Dan konon harganya juga lebih murah dari prosesor Intel.
Ketangguhan prosessor ini juga membuat kita nyaman saat harus bekerja multitasking. Ada dua varian yang tersedia AMD Ryzen 3 dan AMD Ryzen 5. Nah kalau soal grafis, laptop ini juga sudah dibekali dengan Radeon Vega 8 yang membuatnya cukup mumpuni untuk mengolah grafis seperti desain grafis 2D atau 3D, mengolah video hingga bermain games berat.
Bagaimana dengan urusan ketahanan baterai? Urusan ketahanan baterai ini nggak bisa dipandang sepele apalagi untuk blogger yang kadang terpaksa bekerja mobile seperti saya. So dengan bekal baterai berkapasitas 2 cell 37 Wh, Asus Vivobook Ultra A412DA diklaim mampu bertahan antar 5 hingga 6 jam dengan pemakaian biasa, seperti misalnya sekadar browsing atau Office.
Tapi hal lain yang saya suka dari dari laptop ini adalah ia bisa terisi 66% dalam waktu 49 menit. Cukup cepat bukan? Selain itu, Asus juga sudah melengkapinya dengan Asus Battery Health Charging Technology. Sebuah teknologi paten dari Asus yang dapat melindungi baterai dari overcharging, sehingga membuat daya tahan baterai lebih tahan lama.
Saya rasa nggak ada yang bisa saya keluhkan dari Asus Vivobook Ultra A412DA ini. Untuk menjalani hidup yang lebih merdeka sebagai blogger, saya rasa laptop ini layak dijadikan partner. Asus Vivobook Ultra A412DA ini dibanderol Rp 6.499.000 untuk AMD Ryzen 3 3200U dan Rp 8.499.000 untuk AMD Ryzen 5 3500U
Semoga jadi tambah tahu ya. Mari jadi manusia yang merdeka!
Tidak ada komentar