Liburan asik adalah liburan yang nggak pakai repot. Bawa tentengan seadanya, dan bebas dari kewajiban “ngurus anak orang”. Begitulah liburan asik versi saya, yang rasanya sudah lama tidak bisa saya rasakan semenjak jadi istri dan ibu.
Eh, bukan berarti liburan saya selama ini bersama suami dan anak lantas nggak asik ya. Bukan juga berarti saya terbebani dengan anak dan suami. Bagaimanapun, menjelajahi tempat baru bersama keluarga itu merupakan keseruan dan pengalaman menyenangkan. Namun adakalanya, saya ingin, sekali saja, keluar dari rutinitas harian yang sudah saya jalani selama sekitar 7 tahun terakhir ini.
Yah, sekadar refreshing tanpa banyak pikiran harus mengatur dan mempersiapkan ini itu. Sekali saja, saya ingin liburan asik dengan tentengan seadanya. Menghabiskan waktu bersama teman-teman . Nggak repot mikirin si kecil harus makan apa? Atau nggak terganggu dengan suami yang kerap bertanya dimana saya menyimpan barang yang ini atau barang yang itu. Sederhana bukan?
Lalu kesempatan untuk liburan asik itu itupun datang di akhir tahun lalu. Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar Workshop Content Creator Sapa Sahabat Keluarga dan mengundang sekitar 30-an blogger di kawasan Jawa Tengah dan Yogyakarta. Kegiatan yang diadakan di Hotel Jayakarta Yogyakarta itu dilaksanakan selama 3 hari 2 malam. Mulai dari tanggal 18 hingga 20 Desember 2018.
Iya, saya tahu itu acara workshop. Masa iya dibilang liburan?
Kalau menurut saya sih, yang namanya liburan berarti kita melakukan sesuatu yang diluar aktivitas harian kita. Lagipula materi workshopnya kan materi yang saya minati juga. Jadi saya yakin nggak bakal berasa jadi beban sih. Yah, benar-benar kayak wisata edukasi aja. Dan poin yang harus digarisbawahi adalah, kali ini saya pergi tanpa dua “buntut” di belakang. Hanya bawa badan, dan tentu saja tentengan seadanya. Begitu harapan saya waktu itu.
Lalu bagaimana kenyataannya?
Jelang hari H, saya sudah mulai mempersiapkan pakaian dan barang-barang lain yang akan dibawa selama “liburan”. “Ah, paling nggak banyak deh bawaannya. Wong cuma pakaian buat 3 hari 2 malam, dan beberapa skin care wajib. Paling semua muat di satu ransel.” Ternyata tidak.
Entah bagaimana, barang-barang yang saya persiapkan untuk dibawa ternyata baru muat saat dimasukkan ke tas traveling berukuran sedang plus satu backpack. Baju yang saya bawa ternyata nggak cuma beberapa helai. Ada celana ekstra dan kaos ekstra yang kayaknya nggak bisa saya tinggal. Just in case, kalau terjadi sesuatu. Belum lagi skin care routine yang ternyata nggak cuma satu atau dua. Butuh dua pouch untuk menampung semuanya. Padahal semua skin care dan make up udah dikemas dalam kemasan travel size lho.
Sebenarnya, semua bawaan itu cukup termuat dalam satu travel bag saja. Tapi rasanya kok nggak afdhol kalau nggak bawa laptop. Maklum, sebagai emak milenial yang kerjanya remote, kadang ada aja tugas yang perlu saya kerjakan melalui laptop. Hmm, sebenarnya bisa juga kalau mau dikerjakan via smartpone. Tapi rasanya kok kurang puas gitu, memeriksa artikel dan mengetik dengan layar smartphone yang nggak seberapa besar itu.
Nah, si Laptop ini yang kudu dibawa ekstra hati-hati. Mohon pengertiannya ya, karena lebih dari separuh rejeki bulanan saya bergantung pada si Laptop ini. Jadi kalau dipaksa disesakkan ke travel bag kok rasanya kurang berperi ke-laptop-an . Khawatir nanti dia nggak sengaja kebanting-banting atau mungkin kegencet. Kan kasihan.
Jadi saya siapkanlah satu backpack khusus untuk membawa laptop dan printilannya. Karena masih ada tempat luang di backpack, sekalian saja saya masukkan catokan andalan. Beuuhhh rempong banget nggak tuh. Suami saya yang melihat barang bawaan itu saja geleng kepala. “Katanya mau bawa tentengan seadanya. Ini kok kayaknya nggak seadanya ya?” sindir dia.
Di hari H, saya janjian dengan dua emak blogger lain untuk bertemu di Stasiun Balapan. Lalu lintas Sukoharjo – Solo yang padat di tengah hari bolong membuat ojek online yang saya tumpangi tersendat cukup lama di jalan. Yah, saya terlambat 30 menit dari waktu janjian kami. Dan tentu saja, saat saya sampai di lokasi Mak Ety dan Mak Ana kelihatan sudah duduk manis sambil bincang-bincang cantik.
Dua koper ukuran kecil berdiri di samping mereka. Oke, namanya memang koper kecil, tapi tetap saja lebih besar dari travel bag yang saya bawa. Ah, lega. Ternyata bukan saya sendiri yang punya bawaan segambreng. Menaiki Prameks dengan tentengan koper dan travel bag begitu ternyata tidak mudah. Kami harus sigap dan jeli mencari tempat duduk kosong, bersaing dengan ratusan penumpang lain. Amboiii menegangkan.
Setelah melalui satu jam perjalanan, kami sampai di Yogya. Tidak ada kesulitan yang berarti untuk menuju ke hotel lokasi workshop. Hotel Jayakarta yang kami sambangi itu, sepertinya hotel lama. Dekorasinya bernuansa jawa klasik dengan berbagai ornamen pahatan. Dengan request khusus, kami bertiga ditempatkan di satu lantai meski beda kamar. Saya bersama Mak Juli, dan Mak Ety satu kamar dengan Mak Ana. Kamar kami ada di lantai tiga, dan berhubung lift sedang dalam perbaikan, terpaksalah kami menaiki tangga. Aduhai, perjalanan dari lobby ke lantai tiga buat seorang mamak yang jarang olahraga itu sama rasanya seperti marathon. Bikin lutut mau rontok. Belum lagi kalau mau ke restoran dan ruang workshop ternyata lebih banyak lagi tangga yang harus dituruni. Ampun deh.
Nggak apa. Toh saya tetap senang bisa menikmati liburan di kamar hotel yang luas.
Karena kami datang beberapa jam lebih awal dari acara pembukaan, saya bersama Mak Juli, Mak Ana dan Mak Ety pun memutuskan untuk plesiran sebentar ke Transmart yang berada persis di depan hotel. Niatnya sih cuma mau belanja beberapa camilan saja, tapi seperti biasa, ada banyak hal yang sulit dikontrol saat seorang perempuan berada di pusat perbelanjaan. Hanya Mak Ety saja yang bergeming , tidak tergoda buat belanja.
Acara pembukaan workshop kali itu berlangsung molor. Terlambat lebih dari sejam dari jadwal karena menunggu Direktur PAUD Kemendikbud hadir. Konon, pesawat beliau delay hingga dua jam sehingga beliau tak bisa hadir tepat waktu. Jadi, saat beliau hadir, beberapa peserta termasuk saya sudah mulai terkantuk-kantuk. Untungnya acara pembukaan yang berisi sharing beberapa praktisi pendidikan itu berlangsung sangat dinamis. Jadi meski sudah mengantuk dan kelelahan karena perjalanan tadi siang, dengan bantuan secangkir kopi susu saya masih bisa menikmati acara hingga akhir.
Keesokan harinya, para peserta dijadwalkan untuk kelas menulis esai bersama Gol A Gong. Materi yang sangat menarik, apalagi penulis Balada Si Roy itu sangat lihai menyampaikan materi menulis esai. Ada games yang seru, gaya penyampaiannya juga sangat interaktif dan santai. Nggak berasa kalau lagi mengikuti pelatihan menulis. Kayak gini nih liburan yang saya suka. Liburan yang bisa bikin kita tambah pintar. Ada banyak poin penting dan hal baru dalam penulisan yang saya catat selama kelas Gol A Gong itu.
Baca juga : Belajar Menulis Esai Bersama Gol A Gong
Selama beliau asyik berbagi ilmu dan pengalaman, tangan saya juga nyaris tidak berhenti menulis. Rasanya seperti masuk kuliah lagi. Dulu, di masa saya kuliah. Yaitu masa dimana laptop masih menjadi barang mewah yang jarang dimiliki mahasiswa, kami biasa membuat catatan kuliah secara manual. Khusus untuk mahasiswa rajin seperti saya, catatan itu lantas disalin lagi supaya bisa lebih rapi dan enak dibaca. Susahnya mencatat di kertas seperti itu adalah masalah penyimpanan. Saat kuliah dulu, saya punya dua boks besar khusus untuk menyimpan catatan. Soalnya kalau tidak disimpan rapi begitu, catatan kertas rawan hilang, tercecer malah tidak jarang ikut kecuci karena dimasukkan ke kantong baju. Hiks hiks.
Makanya beruntunglah kalian yang hidup di era serba digital seperti sekarang dimana laptop-laptop canggih dengan kapasitas penyimpanan luas sudah diciptakan. Kalau mau mencatat yang tinggal ketik ketik, lalu disimpan dengan sekali klik.
Seusai mengikuti kelas menulis esai bersama Gol A Gong, kami melanjutkan materi kelas membuat film bersama M.Iqbal dari Film Maker Muslim. Nah ini juga seru nih. M Iqbal itu masih sangat muda, mungkin selisih 10 tahun dari umur saya, tapi ilmu pembuatan filmnya sudah cukup mumpuni. Dan ia mulai belajar secara otodidak dengan peralatan dan modal seadanya. Saya percaya usaha dan kegigihannya dalam belajar membuat film dulu pasti sangat besar. Sehingga kini bisa dipercaya untuk mengajari kami-kami yang sudah mulai uzur ini. Hehehe.
Untuk kebutuhan belajar membuat film, kami diajak ke Tebing Breksi. Nah kan benar, judulnya sih pelatihan tapi tetap aja berasa seperti liburan. Lumayan euy bisa jalan-jalan ke Tebing Breksi bareng teman-teman blogger. Bisa seseruan.
Perjalanan menuju Tebing Breksi ternyata bukan perjalanan yang bisa bikin kita santai tertidur. Jalan menuju lokasi ini tidak terlalu lebar. Ada tebing dan jurang yang mengapit jalan. Makin menegangkan karena di musim liburan seperti kemarin ada banyak bus wisata yang juga datang kesana. Dan kalau kebetulan dua bus wisata itu berpapasan, penumpangnya sudah otomatis langsung tahan napas dan baca doa. Tegang banget. Salah-salah dikit bisa jatuh ke jurang.
Tapi perjalanan yang menegangkan cukup sepadan dengan pemandangan di Tebing Breksi. Kawasan eks penambangan batu alam ini menawarkan pemandangan alam yang eksotik. Apalagi saat sunset. Rasanya seperti melihat lukisan mahakarya. Memang sih beberapa spot harus ditempuh dengan medan yang lumayan terjal. Jadi, sangat direkomendasikan memakai alas kaki yang mendukung untuk aktivitas outdoor.
Setelah sesi pelatihan outdoor itu, rombongan kami pun kembali ke hotel selepas magrib. Selepas makan malam, para peserta masih belum bisa langsung beristirahat. Oleh Iqbal, kami dibebani tugas untuk menyunting materi video yang diambil di Tebing Breksi sebelumnya. Buat orang yang awam dengan penyuntingan video seperti saya, mengedit dengan aplikasi smartphone yang gratisan saja rasanya sudah cukup. Namun untuk hasil yang lebih maksimal ternyata emang beda hasilnya kalau bisa ngedit dengan software edit video yang lebih mumpuni. Tentu saja untuk mendukung kebutuhan itu, laptopnya kudu yang kece juga.
Kalau mengutip kata Iqbal sih, hidup ini memang tidak adil, gadget yang bagus juga berpengaruh besar pada kualitas video. Setuju sih,walau saya juga meyakini kalau semangat belajar yang tinggi dan pantang menyerah juga pegang peranan penting untuk bisa jadi content creator yang baik. Toh begitu, perkembangan dunia kreatif beberapa tahun terakhir ini juga nyaris tak terbendung, berlangsung super cepat. Mau tidak mau, kita juga harus berusaha mengimbangi. Ya nggak?
Liburan berfaedah dan super asik kali itu membuat saya nge-batin sendiri, perasaan belum lama saya beli laptop. Lha kok rasanya mulai nggak cukup buat mengimbangi perkembangan zaman. Apa iya saya perlu laptop baru yang lebih mumpuni ya? Yang bisa jadi teman berjuang yang nggak membebani gitu lho. Ya nggak membebani saat dibawa, juga nggak pakai drama saat dipakai. Lebih bagus lagi kalau baterainya bisa awet gitu. Jadi kalau kebetulan dibawa acara kayak kemarin, nggak pusing cari colokan buat nge-charge.
Sssttt, kalau boleh jujur nih. Sebenarnya saya naksir laptop ASUS Zenbook UX391UA yang ditenteng Mak Mira Sahid sepanjang acara workshop kemarin. Kalau tampak luar sih tampilannya elegan gitu. Katanya sih ada Asus Zenbook UX391UA ini punya pilihan warna Deep Dive Blue dan Rose Gold.
Trus yang bikin saya jatuh cinta saat pertama kali pegang adalah bodinya yang super ramping itu, bayangin ketebalannya Cuma 12,9 milimeter lho. Selain itu, laptop ini juga ringan banget. Beratnya cuma 1 kilogram lho. Lha, kan enak banget tuh ditenteng kemana-mana. Nggak ngebebani punggung seperti yang saya alami selama ini.
Oh iya, laptop ASUS Zenbook UX391UA ini juga dirancang dengan bodi khusus yang tersertifikasi Military Grade MIL-STD 810G. Maksudnya, bodi laptop sudah lolos dari serangkaian pengujian ekstrem. Jatuh, guncangan, penggunaan di ketinggian, hingga tes di suhu tinggi dan rendah. Jadi kalau nggak sengaja terinjak, jatuh atau diduduki, kelihatannya nggak masalah lah.
Yaaah coba laptop saya setangguh ini, kan nggak repot jadinya kudu bawa backpack terpisah. Masukin aja di koper atau travel bag. Aman dah. Bisa lebih ringkas bawa tentengan pas liburan begini. Liburan jadi makin asik, nggak ribet.
Satu lagi kelebihan laptop Asus Zenbook UX391UA yang bikin makin kesegsem adalah desain ergolift-nya. Desain mahakarya ini memungkinkan penggunanya untuk memiringkan keyboard ke posisi mengetik yang paling nyaman. Derajat kemiringan itu juga sudah dipertimbangkan untuk peningkatan kinerja pendinginan dan audio.
pic by : Ardian |
Laptop cantik ini juga sudah didukung dengan komponen kelas atas lho, seperti prosesor Intel Core generasi ke-8, RAM 16 GB serta penyimpanan menggunakan M.2 NVMe PCIe SSD yang sangat kencang. Jadi nggak ada drama-drama pilu lagi kalau pas dikejar deadline.
Masih kurang bikin ngidam? Saya kasih tahu lagi ya, laptop ASUS Zenbook UX391UA ini juga menggunakan baterai berkapasitas tinggi dengan teknologi fast charge. Teknologi ini memungkinkan kita untuk mengisi ulang hingga 60% dalam waktu 49 menit saja.
Trus ada lagi, untuk menyediakan kualitas audio yang prima, tim ASUS Golden Ear bekerja sama dengan spesialis audio Harman Kardon untuk menghasilkan teknologi audio ASUS SonicMaster Premium. Hasilnya adalah dua speaker stereo berkualitas tinggi dengan efek suara surround yang setara dengan audio bioskop. Pasti asyik banget nih kalau buat nonton drama korea.
Ya ampun, membayangkan memilikinya aja sudah bikin bahagia. Well, harganya memang cukup pricey sih, sekitar Rp 26 jutaan. Tapi, kalau kata pepatah sih, dimana ada kemauan disitu ada jalan. Siapa tahu tahun ini si ibusegalatau ini ketiban rejeki nomplok bisa memiliki Asus Zenbook UX391UA kan?
Yah, Siapa tahu.
mbak, fotonya bening2 amat. keren. btw, saya juga gitu kalo kemana2 niat cuma bawa sekian eh kok jadi banyak ya. alhasil ganti tas yg lebih besar. wkwkwkwkwk ya maklumlah ibu2 emang gitu, harus bawa tentengan
BalasHapusUhuu, laptop ASUS Zenbook UX391UA pasti jadi inceran banyak orang. Keren gitu.
BalasHapusLagi liburan langsung blogpost via asus UX391UA tambah asyik pastinya, nggak ganggu liburan karena nge-cas batee nya nggak lama.. Mau dong zenbook nya
BalasHapusPerempuan mah gituuuu, niatnya mau bawa dikit eh ujung-ujungnya tas nggak muat, wkwkwk.
BalasHapusBtw itu Asus yang merah cakep bener, sih. Keren nih asus, berinovasi terus.
Wah kualitas audionya bikin daku terpesona...bakalan puas deh nonton drama koreanya
BalasHapusApalagi ringan jadi mau diajakin kemana pun ayo aja.
Pricey tapi kalau rejeki kan siapa tahu juga ya, Maak!
Semoga beneran rejeki dah ya..Aamiin
Wah iya kalau yang namanya keluar rumah, apalagi keluar daerah, ini udah liburan dong namanya, hehe... Walau datang ke workshop, namanya ya wisata sembari nambah ilmu. Asyik, dua2nya jadi dapat. Laptop yang canggih plus nggak menuhin isi tas, pastinya yang paling dicari, untuk para pekerja yang membutuhkan laptop sebagai sarananya.
BalasHapusPengen punya ASUS juga, namun kalau harga yang di atas mah levelnya jauh banget bagi saya, hu hu. Promosi ASUS gencar namun mampu menhadirkan kualitas andalan, itu yang dibuituhkan konsumen.
BalasHapusSaya juga kalau harus bawa netbook selalu khawatir takut kenapa-napa. Kalau ada rezeki pengen beli ASUS yang terjangkau saja. Semoga tahun ini bisa.
Liburan asyik bagi narablog adalah tetap bawa komputer jinjingnya, he he. Semoga harapana Mbak Wied terkabul. Salam.
Bahahaha yups setuju... aku kalau liburanpun pengennya gak ribet. Kalau perlu bawa tas segendongan doang gak ada printilan.
BalasHapusBahkan kalau pulang kampung ke rumah ortu, aku kayak orang main kwkwkkw cuma bawa setas punggung isi laptop kamera dan senjata kerja doang. Baju mah pake yg ada dirumah atau kalau gak beli disono aja... dr pada berat beratin hehhe
Mantap harga laptopnya, tapi memang kualitasnya ok banget sih ya. Akuoun mimpi bisa punya laptop sekeren Asus ini.
BalasHapusSeru banget mbak acaranya. Banyak kegiatannya. Apalagi workshop menulis esay sama Gol A Gong. Seruu.. ilmunya kepake banget ya buat kita para blogger. Keren.
BalasHapusDuh, laptop asus yang merah itu cakep banget dehh.. jarang banget kan warnanya. Jadi pengen punya..
MErahnya itu cakep banget. Futuristik. Semoga dapat ya :)
BalasHapusWarna merah menggoda banget ya. Aku udh lama banget keluaran terbaru Asus krn mau upgrade laptopku yang udh lemot akibat RAMnya dibawah 4. Harganya memang pricey tapi kyknya kl lihat spesifikasinya sih sesuai sama kualitasnya.
BalasHapusDuh laptopku pun kayaknyak udah gak muat kalo harus nambah aplikasi edit video. Kok jadi mupeng juga aku sama laptopnya nih Mba.. Semoga ada rezeki aamiin..
BalasHapusAamiin..
BalasHapusMemang sih yaa untuk blogger yang sering liputan di luar musti bawa laptop yang praktis dan ringan. Semoga jadi rejekimu ya mbaaa..
Prosesornya Intel Core generasi ke 8? Waduh itu sih wish wish deh. Paling kesel kalo pas kerja komputernya lelet...
BalasHapusMakasih sharingnya. Salam kenal...
Aku ngintip harganya ya di gugel, krn udah baca review leptop ini d post selain ini, tp di post itu ga dicantumin harganya, ya ampun mo pengsan aku mak, 20an juta, pdhl naksir berat aku, klo dibawa traveling luar biasa kan tipisnya
BalasHapusPas liburan makin asik aja bisa bikin video dll pakai laptop keren Asus ya :) Canggih, fiturnya macam2 dan tahan banting ya? Udah lolos uji kemiliteran kayaknya. Wah, kudu punya 1 nih, aku mau beli ah buat anakku yg kelas 8.
BalasHapusCerita travelling nya mengalir banget dan bikin aku jadi pengen ganti laptop wkkw. Btw, liburan k tebing breksi waktu itu cuma sebentar mba soalnya gakuat sama panas dan cukup take picture di beberapa spot hehe.
BalasHapusDuh gemes pengen punya laptop asus terbaru itu. Soalnya laptop saya berkali2 jadi injak2an anak. Hiks
BalasHapusSiapa tahu menang beneran ya mbak, hehe.
BalasHapusSaya juga jadi pingin beli Asus Zenbook UX391UA nya tuh mbak.
Ehhtapi mehong amat, ya mbak?
Sukses terus mbak.
Salam kenal dari Sidoarjo. 😊
Baca tulisan ini mengingatkanku untuk ganti laptopku sendiri yg usianya udah 8 tahun. Hahhaa. Beneran deh mbak, emak2 mobile tuh kudu punya pilihan gear mumpuni. Ini ajah, ada laptop punya bapak, masih bisa diajak ngegas kerjakan kerjaan mobile. Kalau ngga ada, kudu ganti ASUS inih sepertinya
BalasHapusAsus memang mantap kualitas baterainya. Ini yang saya suka dari Asus.
BalasHapusSebagai seorang blogger aktif tentunya menulis menjadi prioritas dimana pun berada termasuk saat traveling ya mbak. Saya juga pengguna Asus tapi belum punya yg model terbaru ini, yg lebih ringan
BalasHapus