Ah kanker. Penyakit ini rasanya terlalu canggih untuk bisa hinggap di tubuh “manusia biasa” seperti saya. Dalam benak saya, yang masih teramat muda waktu itu, kanker itu seperti penyakit yang pilih tanding. Hanya bisa diidap oleh perempuan dengan gaya hidup yang luar biasa “modern” dan bukan dialami oleh perempuan biasa seperti saya, atau perempuan-perempuan di lingkungan saya.
Hanya sekitar 3 tahun berselang setelah saya menulis artikel tentang kanker, ibu dari seorang sahabat karib saya dikabarkan meninggal karena kanker payudara. Shock?! Tentu saja, karena saya kenal betul dengan ibu sahabat saya itu. Perempuan desa, tidak merokok, rutin mengonsumsi sayur setiap hari, memiliki aktivitas fisik khas ibu-ibu pedesaan yang luar biasa aktif. Tapi ia meninggal karena kanker payudara?? Sulit dipercaya. Ia bahkan baru sempat dua kali menjalani kemoterapi, tapi kanker sudah terlanjur mengganas, menggerogoti tubuhnya.
Bukan hanya kematian ibu itu yang membuat saya sedih, tapi kesedihan berkepanjangan yang dirasakan keluarganya juga membuat saya ikut nelangsa. Keluarga itu roboh karena kehilangan sosok ibu. Sahabat saya bahkan nyaris tidak bicara selama seminggu, terlalu shock sepertinya.
Keadaan itu membuat saya takut. Saya takut dengan penyakit kanker yang ternyata tidak pandang bulu. Oh Tuhan, apa jadinya bila yang terkena kanker payudara itu ibu saya sendiri, adik saya atau bahkan saya sendiri? Ah saya bahkan tidak berani membayangkan.
Belakangan, data-data yang dirilis sejumlah lembaga kesehatan nasional maunpun internasional makin menakutkan. Jumlah kasus kanker serviks di Indonesia tertinggi ke-2 di dunia. Tiap tahun ada 21 ribu kasus kanker serviks. Selain itu, dari data RS Kanker Dharmais, selama kurun waktu 2010-2013, kanker payudara dan kanker serviks menempati urutan pertama dan kedua jumlah kasus kanker terbanyak disusul di urutan ketiga, kanker paru.
Mengenal Kanker Serviks dan Kanker Payudara
Jadi apa itu kanker serviks? Kanker serviks adalah kanker yang muncul pada leher rahim (serviks). Pada tahap awal, kanker serviks sangat mungkin tidak menimbulkan gejala apapun. Tapi pada tahap yang lebih lanjut, penderita biasanya mulai merasakan nyeri pada area panggul. Pendarahan setelah melakukan hubungan seksual, dan keputihan yang tidak normal.Menurut World Health Organization (WHO), sekitar 70% kanker serviks disebabkan oleh infeksi Human papillomavirus atau HPV tipe 16 dan 18. HPV sendiri sebenarnya terdiri dari puluhan jenis, sebagian diantaranya menyebabkan kutil kelamin. Namun, hingga kini diketahui hanya HPV tipe 16 & 18 saja yang memiliki keganasan luar biasa sehingga menyebabkan kanker serviks.
Lalu apa itu kanker payudara? Kanker payudara adalah kanker yang terjadi pada jaringan payudara. Umumnya ditandai pada benjolan di area payudara yang berlanjut pada keluarnya cairan berdarah dari puting dan bisa pula terjadi perubahan pada bentuk puting atau payudara.
Kenali Resiko
Sebenarnya nggak terlalu salah juga sih, kalau saya bilang sebelumnya, kanker adalah penyakit yang pilih tanding. Tapi masalahnya, seiring dengan gaya hidup tak sehat yang dianut oleh banyak orang, maka makin banyak pula orang yang terkena resiko kanker payudara dan serviks. Siapa saja mereka?1. Wanita dengan faktor resiko kanker payudara:
- Berumur 30 tahun ke atas lebih beresiko terkena kanker. Namun, kanker payudara yang dialami wanita berusia 20-an tahun biasanya bersifat lebih ganas.
- Wanita dengan riwayat genetik keluarga penderita kanker atau tumor
- Wanita dengan hormon yang tidak stabil, ditandai dengan haid yang tidak teratur, haid terlalu lama, atau haid di usia terlalu muda.
- Tidak menikah dan tidak memiliki anak
- Tidak menyusui
- Melahirkan anak di usia rawan, yaitu di atas 35 tahun
- Terapi hormonal
- Stress dan depresi
- Paparan Radiasi dalam jangka waktu lama
2. Wanita dengan resiko kanker serviks:
Mengingat penyebab utama kanker serviks adalah HPV, maka perlu kita ketahui hal apa saja yang membuat kita rentan terpapar HPV
- Toilet umum terutama kloset duduk jadi area penularan virus HPV karena higienitas nya yang tidak terjaga.
- Gaya hidup buruk seperti merokok, minuman alkohol, kurang serat dan olahraga meningkatkan resiko kanker
- Aktif berhubungan seksual di usia dini dan kerap berganti pasangan
- Sering menderita infeksi di area kelamin
- Bertukar pakaian dalam
- Menggunakan pembalut yang memiliki kandungan klorin.
Bisa Dicegah dan Bisa Diobati
Belum lama ini, saya berkesempatan mengikuti Talkshow Tolak Kanker Serviks dan Kanker Payudara, Tanamkan Pola Hidup Sehat Sejak Dini yang diadakan oleh K-Link di Hotel Victoria Yogyakarta dengan pembicara Rima Melati (aktris senior, mantan peragawati dan survivor kanker payudara), Hj Solekhatun (Crown Ambassador K-link Indonesia), Fatma Dwi Amartani (Product Manager PT K-Link Indonesia).Setelah melalui drama ketinggalan kereta dan terjebak macet di sepanjang jalan Solo-Jogja, maklum weekend, saya akhirnya sampai di lokasi tepat waktu. Syukurlah. Setelah berhaha-hihi dan bercipika cipiki dengan teman-teman yang juga hadir disana, kami langsung khusyuk mendengar pemaparan yang disampaikan Fatma Dwi AmartaniS.Si Apt, Product Manager PT K-Link Indonesia, dan narasumber lainnya
Salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, begitu kata Fatma soal kanker payudara dan serviks. Itu karena, kebanyakan kasus kanker payudara dan serviks di Indonesia ditemukan setelah masuk tahapan lanjut. “Sebagian besar, baru datang ke dokter setelah ada keluhan gangguan kesehatan. Padahal pada tahap awal kanker, biasanya nyaris tidak ada gejala,” katanya.
Kalau mendapat penanganan lebih dini, angka kematian akibat kanker payudara dan serviks sebenarnya bisa ditekan serendah-rendahnya. Kok bisa begitu?
Yup, karena seperti dikatakan Fatma, ada rentang waktu antara 5 – 15 tahun untuk berubah dari pra kanker menuju tahap kanker. Itu artinya, kita sebenarnya memiliki waktu yang cukup untuk selamat dari penderitaan bahkan kematian akibat kanker bila melakukan deteksi sejak dini.
Untuk deteksi dini kanker payudara, sebenarnya dapat kita lakukan sendiri di rumah. Lakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) 7 sampai 10 hari setelah haid. Alasannya, pada masa itu payudara terasa lunak, sehingga bila ada benjolan lebih mudah diketahui.
Langkah pertama dalam Sadari, berdiri depan cermin sambil kedua tangan diletakkan di sisi tubuh. Angkat kedua lengan dan amati kulit di payudara apakah ada kerutan, lekukan, perubahan ukuran atau bentuk. Perhatikan pula, apakah puting susu masuk ke dalam atau ada cairan aneh yang keluar. Ulangi pengamatan yang sama dengan posisi tangan yang berbeda, yaitu dengan tangan disamping pinggul dan tangan di belakang kepala.
Sadari juga dapat dilakukan sambil berbaring. Pertama, taruh tangan dibelakang kepala sembari tangan lainnya melakukan gerak pijatan memutar searah jarum jam di daerah payudara, puting, hingga ke bawah ketiak. Ulangi dibagian sisi lainnya. Bila mendapati ada benjolan, perhatikan dengan teliti, apalah benjolan bersifat menetap, terkadang keras. Bila ya, segera periksakan ke dokter.
Sementara untuk kanker serviks, bisa dicegah melalui vaksin HPV. Sayang harganya masih cukup mahal. Namun, kalau tidak kita juga bisa melalukan deteksi dini dengan papsmear yang bisa dilakukan secara gratis dengan memanfaatkan fasilitas BPJS. Selain itu ada juga pemeriksaan dini dengan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA).
Dengan melakukan deteksi dini, kanker bisa diketahui lebih cepat dan pengobatan yang dilakukan bisa lebih optimal dan murah. Besar kemungkinan untuk sembuh dan terbebas dari kanker.
Tolak Kanker, Lakukan Pola Hidup Sehat
Deteksi dini memang penting, namun mencegah resiko kanker dengan menerapkan pola hidup sehat jauh lebih baik. Tidak hanya untuk mencegah kanker, para survivor kanker seperti Rima Melati pun juga wajib menerapkan pola hidup sehat untuk mempertahankan kesehatannya. “Saya rutin mengonsumsi jus buah di pagi hari, perbanyak sayur dan makanan sehat, serta menghindari makan daging merah terutama yang dimasak setengah matang,” jelas Rima.Meski saya yakin kita semua sudah paham bagaimana itu pola hidup sehat, kayaknya bakal tetap relevan untuk diulang lagi ya. Sekedar reminder tentang pola hidup sehat
- Perbanyak makan sayur dan buah
- Olah makanan dengan baik. Kurangi mengolah makanan dengan menggoreng. Makanan yang direbus atau kukus lebih sehat.
- Lakukan aktivitas fisik. Kalau sekedar belanja ke warung depan kompleks aja sih mending jalan kaki atau naik sepeda. Jangan pakai motor.
- Olahraga secara teratur, setidaknya 3 kali dalam sepekan.
- Hindari stress, jangan kebanyakan nyinyir di sosmed
- Rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
- Gunakan produk-produk penunjang kesehatan yang berbahan dasar alami untuk meminimalisir resiko radiasi atau paparan bahan berbahaya sintetis.
1. K-Perfect-Energy-Vibration-Bra
Ini bukan sembarang bra. Bra keluaran K-Link ini mengandung bahan mineral tourmaline yang mampu meredakan nyeri payudara saat menyusui. Bra yang dapat bergetar dengan tenaga batere ini juga membantu meningkatkan system peredaran darah di area payudara sehingga memperkecil resiko terbentuknya benjolan tumor, selain itu peredaran darah yang lancar juga membantu menjaga kekencangan dan bentuk payudara.
sumber: K-Link |
Celana dalam wanita dengan kandungan Sinar Infra Merah dan Ion Negatif dari Tourmaline. Selain dapat membunuh bakteri dan jamur di area intim, celana dalam ini memiliki banyak fungsi lainnya seperti membakar lemak pada perut, mengurangi rasa sakit saat datang bulan, menjaga kesehatan organ intim, serta meningkatkan metabolism tubuh.
sumber :K-Link |
Pembalut super tipis yang dibuat khusus dengan memadukan ramuan herbal tradisional dengan bioteknologi. Memiliki permukaan yang halus dengan daya serap maksimal. Pada lapisan dasarnya juga ada pori-pori, jadi saat dipakai tidak terasa lembab. Ini produk yang recommended banget deh. Baunya seperti herbal gitu, bahkan setelah terkena darah menstruasi baunya tetap segar, tidak amis.
4. K-Liquid
Minuman kesehatan kulit rasa leci dengan teknologi nano kolagen yang dapat membantu melembabkan kulit, meregenerasi, menutrisi, menyegarkan kulit dan mengurangi kerutan. 1 botol K-Liquid mengandung 3000 mg Marine Peptida Kolagen dalam ukuran nano molekul sehingga mudah tembus ke dalam sel. Haduh saya suka banget ini, rasanya leci-nya segar dan tidak terlalu manis, persis kayak buah leci sungguhan.
5. Propolis Platinum
Ini salah satu produk andalan K-Link yang best seller banget. Propolis platinum berasal dari air liur lebah brazil yang dikombinasikan dengan getah pohon dammar dan berbagai ragam pohon lain yang tumbuh di hutan Amazon. Mengandung bioflavonoid yang merupakan senyawa antibiotic alami yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja sel darah putih sebagai sistem pertahanan tubuh. Selain itu produk ini juga dilengkapi dengan aterpilin c yang efektif menghambat perkembangan sel abnormal.
Saya sendiri sih nggak ragu dengan produk-produk K-Link. Beberapa produknya, seperti klorofil bahkan sudah saya kenal sejak masih kuliah dulu. Perusahaan Multi Level Marketing asal Malaysia ini sudah mulai beroperasi di Indonesia, 2 Mei 2002. Dan kini produknya sudah menjangkau hampir ke seluruh produk Indonesia.
Sebagai salah satu pioneer MLM Syariah, K-Link percaya perkembangan bisnisnya karena inovasi produk yang didukung dengan system bisnis yang saling memajukan. "Dalam prinsip syariah yang ditekankan adalah kejujuran dan tidak berlebih-lebihan.Kami selalu menekankan kepada para leader untuk jujur dan tidak melakukan banyak pencitraan yang pada kenyataannya tidak sesuai dengan penghasilan yang mereka peroleh. Kalau perlu, bersikaplah rendah hati dan sewajarnya,” kata Presiden Direktur K-Link Dato Radzi Saleh
Dato' Radzi Saleh (dok. K-Link) |
K-Link juga punya program untuk mengoptimalkan dan memberdayakan perempuan, salah satunya Rumah Cantik K-Link yang baru saja diluncurkan di Bandung. Dan akan segera menyusul di Yogyakarta dan beberapa kota lainnya. Nah, kalau ada yang penasan dengan produk-produk K-Link, sekarang produknya juga bisa kok dipesan secara online melalui www.k-net.co.id
Bahkan, kita juga bisa mendapat diskon pembelian 20% bila bergabung sebagai member.
Semoga jadi tambah tahu dan tambah sehat ya.
Tidak ada komentar