Sakit, obat dan rumah sakit. Ya ya, saya memang akrab banget dengan tiga hal itu. Sejak kecil badan saya ini emang lebih ringkih kalau dibandingkan dengan anak-anak lain. Lari-lari sebentar langsung sesak. Berpanas-panasan sebentar, eh malamnya mimisan. Kehujanan sedikit, terus demam. Minta ampun deh stok sabar mama saya dulu.
Jaman saya kecil dulu, hampir tiap bulan saya bolak balik rumah sakit buat nebulizer karena serangan asma lho. Untungnya makin besar, eh makin tua ding, makin banyak aktivitas saya, dan makin bugar pula fisik saya. Sakit juga sih, tapi nggak sesering dulu. Tapi sekalinya sakit, saya tuh jadi manja banget deh. Pengennya diladeni mulu. Kalau nggak? Ya lama sembuhnya. Makanya atasan saya, jaman masih kerja dulu hapal banget tuh kalau saya ijin sakit pasti lama deh pulihnya. Jadi kalau saya ambil izin sakit paling nggak saya off kerja tiga hari deh.
Tapi masa untuk bermanja-manja saat sakit itu usai sudah, sejak saya resmi jadi ibu. Iya bener! Sejak jadi ibu, saat sakit, saya nggak bisa lagi bersantai di tempat tidur, request makanan ini itu, leyeh-leyeh sambil makan buah “mahal” dengan dalih memulihkan kondisi. Sakit, ya tetap aja harus nyiapin makan, harus beresin ini itu, harus mandiin Narend, harus kesana, harus kesini. Ya ampuun.
Pernah sekali waktu, maag saya kumat. Gegara keasyikan makan lele penyet yang sambelnya aduhai nyaris menyentuh level 20 dan dilanjutkan dengan ngopi cantik. Hasilnya? Tepar lah saya. Sakitnya nggak cuma berasa di perut, tapi juga menyebar sampai ke kepala, punggung dan anggota badan lain.Begah, sakit di perut tapi badan saya rasanya sampai nggak bisa gerak. Remuk banget rasanya. Nyaris pingsan deh saking sakitnya. Untung nggak sampai masuk rumah sakit tuh.
Sebenarnya saya pengen banget bisa berlama-lama bersantai ditempat tidur, diladeni suami makan dan sebagainya samapai kesehatan pulih benar. Kapan lagi kan? Realitanya sodara-sodara, saya nggak bisa “cuti” lama-lama, karena Si Narend nggak bisa tuh membiarkan saya bermanja lama-lama.
“Ibu, masih sakit ya? Jangan sakit ibu.”
Haduh nelangsanya dengar anak semata wayang ngomong seperti itu. Akhirnya, terpaksalah saya singkirkan dulu rasa sakit itu. Sebenarnya sih bisa aja, tanggung jawab itu saya limpahkan ke orang lain, untuk sementara waktu. Bisa ke Romonya Narend, atau ke Oma. Tapi namanya juga anak, mana mau dia kalau nggak “dipegang” sendiri sama emaknya ini. Malah rewel lah dia, nggak keruan. Makin pening juga saya dengarnya. Jadi terpaksa turun tangan. Sakitnya ditunda sebentar ya, ntar abis ngurus Narend boleh deh nyamperin lagi.
Yang sudah jadi ibu, pasti tahu. Ibu itu tidak bisa libur, kerja kami mulai dari pagi sampai malam, lebih dari 8 jam. Malah sering harus lembur kalau anak sakit, atau lagi ngeblog kayak gini. Capek iya, stress juga, makan kadang suka lupa (padahal masak tiap hari). Dan kita masih nggak boleh sakit? Keren banget ya jadi ibu *sigh
Dan belajar dari pengalaman sakit itu, saya bertekad untuk nggak jatuh sakit lagi. Rada muluk sih tekadnya, tapi kalau nggak apa-apa kan.
Jadi ibu-ibu sekalian, beginilah cara saya supaya nggak gampang sakit lagi.
Kenali Penyebab Sakit
Siapa yang paling kenal dengan tubuh kita? Tentu kita sendiri. Sebenarnya tubuh kita ini sudah dirancang sedemikan rupa sehingga bisa memberi alarm peringatan setiap kali ada yang tidak beres. Sayangnya, kita sering abai dan nggak peka dengan warning yang diberi oleh tubuh. Jadi pertama-tama, coba kenali dulu, hal apa yang membuat kita sakit.
Seperti saya misalnya, paling gampang terkena flu kalau lagi stress. Ditambah dengan kombinasi musim pancaroba dan bergaul dengan orang-orang yang sedang flu, makin cepat pula saya jatuh sakit. Nah, setelah tahu apa yang membuat saya gampang sakit, saya berusaha menjaga supaya tidak terjadi kombinasi ketiganya.
Jadi kalau lagi musim pancaroba macam begini, saya jaga deh pikiran saya supaya nggak gampang stress. Bermeditasi lebih sering, dan belajar untuk selalu positif. Nonton film Warkop sering-sering dan menghindari nonton berita supaya nggak ikut stress. Kalau stress karena nggak punya duit, ya main monopoli aja sama orang rumah, jadi berasa kaya. Hahaha.
Contoh lain, misalnya soal perut saya yang sensitif banget nih. Biasanya berasa sakit kalau saya makan pedes, telat makan, atau kebanyakan ngopi. Lalu, saya buat deh langkah antisipasi supaya nggak kumat. Makan pedas jangan terlalu rakus lah. Kurangi sedikit level kepedasannya. Jangan juga langsung ditambah dengan konsumsi kopi. Sekarang saya lagi belajar membiasakan diri untuk mengganti kopi dengan teh, coklat atau temulawak. Sesekali minum jamu bagus juga kan.
Kenali Gejala
Sakit saya sih biasanya nggak macem-macem. Ya kalau nggak flu, maagh, ya paling asma kumat. Nah, saking seringnya kena penyakit itu, saya jadi hapal “rasa badan” ini kalau penyakitnya mulai datang. Misalnya kalau badan mulai berasa pegal-pegal yang absurd gitu. Iya absurd! Nggak jelas tuh pegal berasa dimana, dipijat di kaki, tangan ikut ngilu. Tangan dipijat, kepala malah nyut-nyutan.
Apalagi hidung udah mulai meler diluar jadwal. Kok bisa hidung meler pakai jadwal? Gini ya, berhubung saya punya alergi, setiap pagi, hidung saya pasti meler diikuti bersin-bersin sampai puluhan kali. Nah, kalau melernya udah diluar jadwal gitu, berarti saya mau flu beneran nih.
Kalau sudah begitu, saya coba tingkatkan daya tahan tubuh. Pagi-pagi, minum air jeruk nipis hangat. Tambah asupan sayur, minum susu, dan berjemur sambil olahraga ringan di pagi hari. Biasanya sih, setelah itu, virusnya jadi minder sendiri, nggak jadi flu. Dan saya bisa beraktivitas sebagai ibu rumah tangga seperti biasa.
Lakukan Langkah Preventif (pencegahan)
Daripada melakukan persiapan perang saat musuh sudah di depan mata, sebenarnya lebih baik kalau kita bersiap sejak jauh-jauh hari atau dengan kata lain melakukan langkah pencegahan. Iya kan? Daripada menunggu badan berasa nggak enak, mending kita mulai lakukan persiapan supaya badan selalu fit dan bugar.
Cara termudah, tentu saja dengan menerapkan pola hidup sehat. Makan makanan yang sehat dan teratur. Atur menu makanan agar kebutuhan tubuh akan gizi dan mineral lain terpenuhi. Jangan lupa olah makanan dengan cara yang sehat, kurangi mengolah makan dengan menggoreng. Olahraga dan aktivitas fisik yang aktif juga tidak boleh ketinggalan. Dan yang paling penting, jangan stress!
Ngomong sih gampang, tapi menerapkannya itu yang rada sulit. Saat masih single dulu, sungguh tidak sulit bagi saya untuk mengatur jadwal olahraga, istirahat cukup dan relaksasi. Tapi sekarang, kegiatan harian saya luar biasa padat. Mungkin lebih padat dari agenda Jokowi. Namanya juga ibu rumah tangga. Biar anak cuma satu, tapi kita kan punya satu big baby lagi yang manjanya minta ampun, ada satu rumah yang butuh dibersihkan setiap hari, dan segambreng urusan lain. Kalau kasusnya sama dengan saya, berarti kita butuh tambahan asupan multivitamin supaya terus fit.
Konsumsi Theragran-M
Ada banyak pilihan multivitamin di luaran sana. Dijual bebas di apotek dan toko retail. Tapi, ada satu yang ingin saya rekomendasikan, Theragran-M. Sejujurnya, saya mengenal multivitamin ini belum lama dari rekomendasi beberapa teman di komunitas.
Diklaim sebagai Vitamin yang bagus untuk Mempercepat Masa Penyembuhan, saya mulai kepo mencari review-nya. Kebanyakan cukup positif dan sukses membuat saya tergoda untuk mencobanya.
Hal pertama yang jadi perhatian saya adalah komposisi Theragran-M
Wah, komplit juga ya. Seperti kita tahu, kebutuhan tubuh kita akan asupan vitamin dan mineral seringkali tidak tercukupi hanya dengan makanan yang kita konsumsi setiap hari. Apalagi dengan prinsip makan saya yang “asal kenyang” ini, urusan ada vitamin atau tidak sih belakangan.
Menilik komposisinya itu, saya pikir bagus juga tuh. Coba kita cek satu-satu ya.
Nah, makin jelas kan kenapa kita perlu mengonsumsi Theragran-M?
Lalu bagaimana cara mengonsumsinya? Cukup minum satu kaplet sehari. Disarankan untuk dikonsumsi pada saat makan atau setelah makan untuk menghindari gangguan lambung perih, terutama untuk seorang penderita maag seperti saya.
Harganya juga nggak mahal kok, 1 strip berisi 4 kaplet hanya Rp 19.500. Tapi enaknya beli sekalian satu box sih. Ada yang berisi 12 strip dan 25 strip.
Oke ibu-ibu, sekarang kita tahu kan harus gimana biar nggak gampang sakit. Yuk hidup sehat dan kalau sudah terlanjur sakit, jangan lupa minum Theragran-M, vitamin untuk mengembalikan kondisi tubuh setelah sakit.
"Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger Perempuan Network dan Taisho."
Aku pernah tuh, perut mual, setiap yg dimakan muntah. Duh, padahal ada anak-anak yg diurus.
BalasHapusMemang benar, ibu nggak boleh sakit.
kalo sakit juga nggak boleh lama-lama ya mbak hehehe
HapusYang namanya ibuibu yaaa, memang butuh menjaga kesehatan diri demi anak dan keluargga. TFS mba :)
BalasHapusBetul mbak...makasih ya dah mampir
HapusAku juga knsumsi ini buat pemulihan sakit tipes kmrn Mbak Wid
BalasHapusWah, iya ya? Jaga kesehatan ya mbak
HapusDengan Theragran, penmulihan bisa lebih cepat ya Mbak
BalasHapusBetuuull. Makasi sudah mampir mbak
Hapuswah lengkap banget nih Mbak info tentang kandungan vitamin dan manfaatnya... sehat selalu ya, Mbak :).
BalasHapusmakasi ya mbak..jaga kesehatan ya
HapusYups, jadi ibu enggak boleh sakit Makkkkk
BalasHapusibu sehat semua senaaaangg
BalasHapusDan kalau semua sehat, ibu juga senang..hahaha makasih dah mampir mbak
Hapusnice sharing.
BalasHapussalam kenal ya :)
salam kenal juga mbak :)
HapusKlo ibu sakit, semua pd ga kehandle dg beres hihi
BalasHapusPadahal ibu jg manusia ya mb, vitaminnya hits bgt nih, cobain ah
ibu sakit semua jadi serba susah :D harus senantiasa sehat ya mbak..
BalasHapus