Belum lama ini,
lagi iseng bongkar-bongkar file tulisan lama. Eh tau-tau ketemu tulisan yang
asyik banget, temanya melahirkan tanpa nyeri. Ah baru inget kalau dulu pernah
bikin tulisan soal yang satu ini. Jadi nyesel kenapa juga baru bongkar tulisan sekarang.
Mungkin belum
banyak perempuan yang tau soal teknik persalinan yang satu ini ya. Iyalah,
soalnya persalinan dengan metode begini memang kalah publikasi sih dibandingkan
water birthing dan hypnobirthing. Plus, belum banyak juga rumah sakit atau rumah
bersalin yang menyediakan layanan ini.
Dipikir-pikir
bagus juga ni infonya buat disharing di blog, kali-kali ja ada yang ngebutuhin.
Nah, ni buat ibu-ibu
(atau bapak-bapak juga boleh deh) yang blom punya pengalaman melahirkan,
mungkin perlu tau ya kalau ternyata rasa sakit persalinan itu terbagi jadi 2
fase, lazimnya disebut Kala I dan Kala II. Menurut ahli kandungan RS dr Oen
Surakarta, dr Djoko Moeljono SpOG, rasa sakit dalam proses persalinan kerap
terjadi pada Kala I, tahap pembukaan mulut rahim hingga lengkap bukaan 10 dan
Kala II, yang dimulai dari bukaan 10 sampai kelahiran bayi.
Rasa nyeri pada
Kala I, biasanya terjadi lantaran kontraksi dinding rahim dan proses pembukaan
mulut rahim atau dilatasi serviks. Nyeri pada tahap ini biasa diterjemahkan
sebagai rasa nyeri tumpul, atau kemeng.
Selanjutnya pada
Kala II, nyeri persalinan bias terjadi karena peregangan otot-otot panggul dan
jaringan penunjang otot panggul dan otot di area perineum. Rasa sakitnya bukan
lagi kemeng, tapi sudah jadi rasa sakit yang tajam. Beberapa orang menerjemahkan rasa sakit tahap ini
seperti rasa sakit diiris atau ditusuk.
Belakangan,
beberapa metode melahirkan dengan rasa sakit yang minim terus dikembangkan.
Kalangan ahli medis, membagi dalam dua kategori, yaitu metode non farmakologis
dan metode farmakologis. Metode non farmakologis, pengurangan nyeri persalinan
tanpa bantuan obat-obatan. Nah, Hypnobirthing dan Water-birthing termasuk dalam
kategori ini.
Hypnobirthing memanfaatkan
pendekatan psikologi buat mengurangi nyeri persalinan.
Penjelasan
sederhananya begini, biasanya makin mendekati masa persalinan, sebagian besar
ibu merasa khawatir, was-was kalau terjadi sesuatu, takut dengan rasa sakit persalinan
dan sebagainya. Diperparah lagi ya, kadang ada juga tu orang-orang disekitarnya
yang suka nakut-nakutin. Yang melahirkan tu rasanya seperti mau mati lah, yang
kayak ditusuk seribu pisau lah. Macem-macem pokoknya. Nah, rasa ketakutan n khawatir
ini sebenarnya justru memperparah rasa sakit saat melahirkan. Hypnobirthing ini
prinsipnya mengendalikan rasa sakit dengan member sugesti positif. Ya
mirip-miriplah seperti meditasi. Kalau sudah tersugesti dengan pikiran positif
diharapkan ibu bias lebih rileks saat melahirkan, sehingga tidak terlalu sakit.
Beda lagi dengan water-birthing.
Metode yang ini adalah proses persalinan dengan memanfaatkan media air. Jadi, persalinan
dilakukan didalam kolam berisi air hangat yang memiliki suhu sama seperti suhu
air ketuban. Konon, cara ini membuat ibu lebih rileks dan nyaman, kontraksi
rahim juga bisa lebih lancar sehingga proses persalinan bisa berlangsung lebih
cepat.
Itu tadi, cara
mengurangi nyeri persalinan tanpa obat-obatan ya. Sekarang ni ada lagi, metode
persalinan tanpa sakit dengan bantuan obat anastesi…(Ini nih yang dulu
pengen saya coba). Namanya Intrathecal Labor Analgesia. Disingkat ILA.
Persalinan dengan metode ILA ini dilakukan dengan melibatkan dokter kandungan
dan dokter anistesi (sama seperti operasi C-Sectio). Tapi disini, dokter
anastesi bertugas untuk menyuntikkan obat analgesia epidural di bagian syaraf
tulang belakang. Obat itulah yang membunuh rasa sakit., waktu itu Sebagian
orang khawatir ya kalo pemberian cairan anastesi ini bisa pengaruh ke bayi.
Tapi dokter spesialis kandungan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, dr Soffin Arfian
SpOg meyakinkan kalau obat anti nyeri nggak akan berpengaruh pada bayi. Karena
yang diblok hanya syaraf tertentu sehingga cukup aman.
Kurang lebih begini
tahapan ILA. Saat persalinan dimulai, yaitu waktu Kala I datang, dan sakit
terasa makin intens, dokter mulai menyuntikkan obat dibagian punggung.
Setelah obat
bereaksi, nyeri yang umumnya terjadi di daerah perut bagian bawah dan daerah
pinggang langsung lenyap. Inilah yang membuat si ibu santai. Tapi biarpun sudah
tidak sakit bukan berarti kontraksi hilang sama sekali. Kontraksi tetap normal.
Bedanya Cuma ibu tidak merasa sakit.
Cuma, ada efek
lainnya nih. Biasanya saking santainya si ibu justru berkurang reflek
mengejannya. Makanya, pada kasus pasien dengan metode ILA ini, ibu harus selalu
dipandu kapan harus tarik nafas, kapan harus ngejan. Begitu terus sampai bukaan
lengkap dan bayi lahir.
Tidak ada komentar